CANANGNEWS- Pascagalodo yang menerjang Jorong Toboh Tangah, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kamis (27/11), upaya pencarian korban terus dikebut meski medan amat berat. Tim SAR dan relawan bekerja dalam kondisi tebing terjal, jalan amblas, serta rute menuju lokasi yang benar-benar putus.
Bencana terjadi Rabu (26/11) setelah hujan deras mengguyur perbukitan Malalak sepanjang hari. Tebing tanah yang labil runtuh dan menghantam permukiman di lereng bukit, merusak puluhan rumah, sebagian rata dengan tanah.
Hingga Kamis sore, delapan warga berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia. Jumlah korban yang masih hilang, hanyut dan diduga tertimbun material longsoran masih belum bisa dipastikan.
Pencarian terhambat cuaca labil dan minimnya akses. Jalan dari luar menuju Malalak Timur lumpuh total dan hanya bisa ditembus hingga Jorong Toboh. Dari titik itu, tim bergerak masuk secara bertahap.
135 KK Mengungsi
Sebanyak 135 KK mengungsi ke berbagai titik aman: masjid di Limo Badak, masjid di Jorong Saskand, masjid di Bukik Malanca, serta SDN 01 Campago. Ruang-ruang kelas di SDN Campago kini dipakai orang tua dan anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Wali Nagari Malalak Timur, Abdul Hanif, menyebut para pengungsi mulai kekurangan logistik. Stok di warung-warung sekitar juga habis sehingga tak ada yang bisa dibeli.
“Mau belanja ke warung pun stok tidak ada, sementara logistik sudah mulai menipis. Kami berharap masyarakat yang berniat membantu dapat menyalurkan makanan, terutama untuk anak-anak,” ujarnya.
Identifikasi Korban Terhambat
Kalaksa BPBD Agam, Rahmad Lasmono, mengatakan identifikasi jumlah pasti warga hilang masih terkendala karena informasi dari lapangan minim. Warga kini tersebar di banyak titik pengungsian, dan jarak antar lokasi sulit dijangkau akibat akses yang terputus.
“Akses menuju beberapa titik masih sulit ditembus. Pendataan rinci kerusakan rumah, fasilitas umum, maupun kondisi warga masih dalam proses,” kata Kabid KL BPBD Agam, Abdul Ghafur, menambahkan.
Sementara itu, duka mendalam menyelimuti masyarakat Malalak Timur. Banyak warga kehilangan rumah, sementara sebagian lainnya kehilangan anggota keluarga yang masih dalam pencarian.

