CANANGNEWS- Kabupaten Agam didera bencana banjir bandang dan tanah longsor skala besar meluluhlantakkan wilayah tersebut. Hingga Sabtu malam (29/11/2025), tragedi kemanusiaan ini dilaporkan telah merenggut sedikitnya 85 nyawa, memutus transportasi, hingga menghancurkan sektor ekonomi kerakyatan.
Korban Jiwa dan Fokus Evakuasi
Data mutakhir dari Posko Tanggap Darurat per pukul 20.00 WIB menunjukkan angka kematian yang sangat memprihatinkan. Dari total 85 korban jiwa, sebaran terbanyak berada di Nagari Koto Alam, Palembayan, dengan 22 orang meninggal dunia. Di wilayah yang sama, otoritas melaporkan sebanyak 69 warga masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian intensif.
Kecamatan lain yang terdampak fatal meliputi Malalak (10 korban), Tanjung Raya (4 korban), serta Matur dan Palupuh yang masing-masing melaporkan jatuhnya korban jiwa. Mayoritas korban saat ini telah berhasil diidentifikasi, namun beberapa jenazah lainnya masih dalam proses autopsi dan pencocokan data medis.
Perjuangan di Garis Depan: TNI dan Tim SAR Gabungan
Di tengah kepungan air setinggi 1,5 hingga 2 meter, prajurit dari Batalyon TP 897/Singgalang menjadi garda terdepan dalam misi penyelamatan. Sebanyak 39 personel dikerahkan secara taktis menggunakan perahu LCR dan sampan untuk menyisir rumah-rumah warga yang terisolasi di Nagari Tiku V Jorong.
"Fokus utama kami adalah memastikan tidak ada warga yang tertinggal di area berbahaya. Keselamatan jiwa adalah prioritas absolut satuan saat ini," tegas Komandan Batalyon TP 897/Singgalang, Mayor Inf Saor J Lumbanbatu.
Upaya penyelamatan kini dibayangi oleh rusaknya infrastruktur vital. Tanah longsor dilaporkan telah memutus akses utama, terutama pada jalur Maninjau – Matur yang lumpuh total akibat badan jalan yang terban. Kondisi serupa terjadi di Malalak dan Nagari Pagadih, yang menyebabkan wilayah tersebut terisolasi sepenuhnya dari bantuan logistik melalui jalur darat.
Berdasarkan estimasi awal, kerusakan jalan sepanjang 2.801 meter serta kerusakan dua jembatan strategis di Tanjung Raya mengakibatkan kerugian materiil mencapai sedikitnya Rp4,15 miliar. Meskipun jalur nasional Bukittinggi – Palupuh terpantau masih bisa dilalui, pengendara diimbau waspada terhadap potensi longsor susulan.
Selain kerugian infrastruktur, sektor ekonomi warga turut hancur. Puluhan juta rupiah aset peternakan raib seketika. Di beberapa titik seperti Lubuk Basung dan Palembayan, belasan hewan ternak mulai dari sapi hingga kerbau ditemukan mati setelah terseret arus sungai yang meluap dari Batang Masang.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti, menyatakan bahwa pemerintah daerah tengah bekerja simultan antara percepatan evakuasi dan pendataan kerugian.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan hanya merujuk pada informasi resmi dari Posko Tanggap Darurat. Tim gabungan bersiaga 24 jam untuk merespons dinamika di lapangan, meski kendala medan dan cuaca ekstrem terus membayangi operasi kami," ujar Roza.
Saat ini, bantuan mulai mengalir untuk Agam, sementara tim evakuasi terus berpacu dengan waktu guna menemukan puluhan warga yang masih dinyatakan hilang di bawah tumpukan material longsor dan genangan banjir bandang.

