Lumpuh dan Terisolasi: Warga Matua Mudiak Diterjang Galodo Beruntun

0


CANANGNEWS-Keheningan di Jorong Kuok III Koto, Nagari Matua Mudiak, berubah menjadi suasana mencekam saat bencana banjir bandang (galodo) dan tanah longsor menghantam kawasan tersebut pada Kamis (27/11/2025). Tragedi memilukan ini tidak hanya meluluhlantakkan infrastruktur, tetapi juga merenggut nyawa seorang lansia berusia 86 tahun yang terjebak di tengah reruntuhan.


Walinagari Matua Mudiak, Akmal Hamid mengungkapkan bahwa wilayahnya dihantam oleh dua gelombang material secara berurutan. Serangan pertama terjadi pada siang hari, yang kemudian disusul oleh luncuran material dengan volume yang jauh lebih masif pada malam harinya.


"Situasi benar-benar mencekam. Aliran listrik terputus total dan sinyal komunikasi mendadak hilang. Kondisi gelap gulita serta lumpuhnya akses informasi membuat kami terisolasi dan tidak dapat segera melaporkan kejadian ini ke pusat kota," ujar Akmal saat memberikan konfirmasi pada Jumat (28/11/2025).


Warga Alami Trauma yang Mendalam


Pasca-kejadian, ratusan warga terpaksa melakukan eksodus ke titik aman. Dengan hanya membawa perbekalan seadanya, para penyintas kini memadati Masjid Taqwa di Jorong Padang Gelanggang untuk berlindung. Trauma psikologis menyelimuti para pengungsi, terutama karena dentuman suara gemuruh dari arah perbukitan dilaporkan masih terdengar hingga Jumat pagi.


"Anak-anak terus menangis karena ketakutan. Suara batu besar yang beradu dengan material lumpur terdengar sangat jelas. Kami hanya bisa berserah diri dan saling menguatkan di dalam pengungsian," tutur salah satu warga dengan nada bergetar.


Kendala Evakuasi dan Krisis Energi

Proses evakuasi dan penyaluran bantuan menghadapi rintangan berat. Akmal memaparkan bahwa tumpukan kayu, lumpur pekat, dan bebatuan besar menutup akses jalan utama sepanjang kurang lebih 50 meter. Hambatan fisik ini menyebabkan alat berat milik BPBD belum mampu menembus titik lokasi terdampak.


Kondisi semakin pelik akibat terjadinya krisis energi di wilayah tersebut. Warga kini kesulitan memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) lantaran stok di seluruh pengecer lokal telah ludes atau terhambat distribusinya. Ketiadaan BBM mengakibatkan generator darurat tidak dapat dioperasikan, sehingga wilayah terdampak tetap berada dalam kegelapan saat malam tiba.


Hingga saat ini, otoritas setempat bersama petugas BPBD masih terus berupaya melakukan pendataan terhadap total kerugian materil serta validasi jumlah pengungsi. Namun, awan mendung yang masih menggelayuti wilayah Agam memicu kekhawatiran akan adanya bencana susulan.


Mengingat prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan dengan intensitas tinggi akan kembali turun, warga diimbau untuk tetap berada di posko pengungsian dan tidak mendekati zona merah demi menghindari risiko jatuhnya korban tambahan.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top