Banjir Bandang dan Longsor Porak-porandakan Subarang Aia Dalko

0


 

CANANGNEWS- Ketakutan menyelimuti Dusun Subarang Aia, Jorong Arikia, Nagari Dalko, setelah bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang (galodo) dan tanah longsor menerjang wilayah tersebut pada Kamis (27/11/2025). Hantaman material lumpur pekat yang bercampur dengan bongkahan batu besar telah meluluhlantakkan permukiman warga dan memaksa puluhan jiwa melarikan diri ke lokasi pengungsian.


Sekcam Tanjung Raya, Arfinus mengonfirmasi dahsyatnya terjangan bencana yang datang secara tiba-tiba tersebut. Arus galodo meluncur dengan kecepatan tinggi dan langsung menghantam rumah-rumah warga secara sporadis. 


"Saat ini, fokus utama tim gabungan adalah melakukan pembersihan material serta mengintensifkan pencarian korban yang masih hilang," ungkap Arfinus.


Bencana ini mengakibatkan belasan hunian warga mengalami kerusakan signifikan, mulai dari kategori sedang hingga hancur total. Tercatat, rumah milik sejumlah warga di antaranya Zelna, Afrizul, Ernida, Ermiati, Warnita, hingga Basri, menjadi sasaran amuk material yang terbawa arus deras.


Tragedi ini juga menelan korban jiwa. Seorang warga bernama Emnimar ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimbun material. Jenazah telah dievakuasi oleh tim gabungan dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman.


Duka keluarga tersebut kian mendalam lantaran Syafarudin, suami dari almarhumah Emnimar, saat ini tengah berjuang melewati masa kritis. Syafarudin mengalami luka serius akibat hantaman benda tumpul dan reruntuhan, sehingga harus menjalani perawatan intensif di RSUD Lubuk Basung.


Hingga laporan ini dihimpu , dua warga setempat yakni Afrizul dan Mariana, masih dinyatakan hilang. Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan menghadapi kendala besar di lapangan akibat ketebalan lumpur dan tumpukan batu yang menggunung.


"Medan yang sangat berat serta material longsor yang masif menjadi penghambat utama dalam proses penyisiran. Tim di lapangan harus bergerak ekstra hati-hati namun tetap berpacu dengan waktu," sebutnya.


Meskipun banyak yang kehilangan tempat tinggal, sejumlah warga dilaporkan berhasil menyelamatkan diri dari maut, termasuk di antaranya anak berusia lima tahun bernama Fikri. Para penyintas saat ini dalam penanganan medis karena sebagian besar mengalami syok berat dan kelelahan fisik yang ekstrem.


Pemerintah setempat melalui pihak kecamatan terus memberikan imbauan keras kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan kolektif. Mengingat curah hujan di wilayah Agam dan sekitarnya masih menunjukkan intensitas tinggi, potensi munculnya galodo susulan tetap menjadi ancaman nyata.


Pihaknya meminta warga yang bermukim di zona rawan atau di bawah lereng perbukitan untuk segera mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman hingga situasi dinyatakan benar-benar kondusif.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top