Grup Aumni (Selayaknya) Jadi Wadah untuk Berbagi Suka dan Duka

0
.       Catatan Zakirman Tanjung 

ERA teknologi informatika (TI) memungkinkan manusia melakukan apa saja. Hal² yang sepuluh tahun silam belum terpikirkan, kini berseliweran di depan mata. Dengan TI banyak hal yang dapat dilakukan secara mudah, tak terkecuali berbagi rizki.

Di antara yang berkembang di era TI adalah grup alumni sekolah/perguruan tinggi, baik pada media sosial facebook maupun whatsapp. Komunikasi lebih intens dan lebih khusus umumnya terbangun melalui grup whatsapp (GWA). 

Saya (penulis) pun bergabung dengan GWA SMP (tamat tahun 1986), SMA (1989) dan perguruan tinggi (BP/Angkatan 1990). Banyak hal menarik dan unik dalam GWA ini, terutama SMP dan SMA dengan anggota ratusan orang untuk satu angkatan. Sebagai contoh, saya masuk SMP tahun 1983 dengan siswa ±400 orang yang terbagi dalam sepuluh lokal atau rombongan belajar (rombel) dan masuk SMA tahun 1986 dengan siswa ±240 orang (enam rombel).

Ketika bertemu kembali (reuni) dalam GWA 34 atau 31 tahun setelah tamat sekolah tentu banyak teman yang tak lagi kita kenal. Selain faktor waktu dan usia, ketika bersekolah pun belum tentu saling mengenal semua teman satu angkatan; jangankan karena tidak pernah selokal, pernah selokal pun bisa lupa karena tidak akrab. 

Oleh karena itu, wajar jika komunikasi di GWA tidak selalu nyambung, bahkan kerap terbentuk kelompok² kecil komunikasi yang saling merespons dan ada anggota grup yang merasa terabaikan, lalu memilih jadi penonton pasif atau meninggalkan GWA.

Pun, saya termasuk anggota yang kerap keluar dari GWA karena merasa tak dianggap atau diabaikan. 

Terakhir, beberapa waktu lalu, saya keluar dari GWA Alumni dengan menyatakan hendak menjual ponsel untuk pembeli beras dan mengirim biaya ke nakdis yang kuliah semester 8 (delapan) di satu perguruan tinggi negeri di Kota Bogor dan hendak melakukan penelitian ke suatu perusahaan di Jawa Timur untuk tugas akhir. Saya pun menawarkan ponsel ini via status whatsapp. Namun, meski dilihat oleh ratusan kontak, tak seorang pun yang menanggapi, apalagi mengajukan penawaran. Alhasil, saya belum jadi menjual ponsel sehingga masih dapat menulis dan mengirim pesan/catatan ini.

Alhamdulillah..., realita miris saya mendapat perhatian dan empati beberapa teman. Untuk sementara kami sudah membeli beras dan mengirim ke rekening nakdis untuk kebutuhan mendesak, termasuk membeli/mengganti kacamata yang sering terlepas dari gagangnya. Untuk besok, besok dan besok? Allah ï·» Mahakaya!

Seorang teman, Admin GWA Alumni, menelepon saya. Teman yang cukup mengetahui dan memahami saya tu menginformasikan jika dia membuat list/daftar penyumbang plus nominal donasi untuk saya di grup. Namun, katanya, ada teman yang menentang, "Mengapa hanya untuk Zakirman bikin list? Teman² lain juga yang hidup susah."

Kepada si teman saya sarankan agar menjelaskan, karena hanya Zakirman yang dengan jujur menyatakan kalau hidupnya sedang susah tanpa mengeluh dan tanpa meminta-minta secara personal karena dia tidak mau menyusahkan siapapun.

Sebagai jurnalis, saya pun kerap diundang mengikuti kegiatan alumni sekolah lain seperti Palam (Persaudaraan Alumni Lapan Ampek) SMA Negeri 2 Padang tamatan 1984, Alumni SMA Negeri 1 Padang tamatan 1982 dan Alumni SMA Negeri Lubuk Alung tamatan 1994; dengan kiprah dan keunggulan masing².

Palam SMA 2 Padang misalnya, sejak sepuluh tahun terakhir menghimpun dana dari para anggota untuk berqurban pada Hari Raya Idul Adha, terkadang mencapai tujuh sapi, mendata anggota yang hidup susah dan memberi bantuan. 

Alumni SMA Negeri Lubuk Alung tamatan 1994 pun demikian, selain mendata dan membantu teman² yang sedang susah, bahkan membentuk Koperasi Alumni! (*)

Penulis merupakan manusia merdeka kelahiran Ahad 13 Rabi'ul Akhir 1389 Malam, pernah kuliah di Fakultas Sastra Universitas Andalas tetapi hanya 2 (dua) semester lantaran nekat memecat Prof Dr Ir Jurnalis Kamil MSc dari jabatan rektor, memberhentikan Prof Dr Azis Saleh MA dari jabatan dekan dan membebastugaskan dosen² dengan cara tidak lagi jadi mahasiswa

Jika Anda menganggap catatan ini menginspirasi, silahkan teruskan atau copy lalu bagikan ke grup² Anda

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top