Wc tersebut sudah sejak sebelumnya direncanakan pembangunannya sehingga jika dihitung sudah masuk setengah tahun belum juga terealisasi.
Salah satu orang tua murid,Mt,membenarkan hal tersebut bahwa sudah setengah tahun lamanya WC belum juga berbentuk sementara di sekolah lain sudah ada bukti fisiknya sehingga menjadi pertanyaan orang tua murid.
"Sudah setengah tahun lamanya WC masih seperti itu kondisinya sementara hasil dari kesepakatan orang tua murid dan kepala sekolah pada saat itu sudah jelas bahwa dana bos tidak akan digunakan sehingga timbul ide dari salah satu orang tua murid untuk mengumpulkan uang sebesar Rp 50000 setiap murid untuk mengakali WC yang dimaksud.
Dirinya juga melanjutkan,hingga saat ini belum juga ada titik terang apakah uang tersebut sudah terkumpul untuk sepuluh orang atau secara keseluruhan dari murid Sekolah Menengah Pertama Satu Siberut Utara.
Sementara Elias Laia,kepala sekolah Menengah Pertama satu Siberut Utara mengatakan uang yang terkumpul untuk saat ini masih berkisar Rp 7000.000 dan uang tersebut bukan patokan melainkan sistim sukarela tanpa paksaan.
Terkait rencana pembangunan WC tersebut Elias berencana untuk mengumpulkan kembali orang tua murid untuk membahas rencana tersebut "untuk sementara karena Covid orang tua murid tidak diundang ungkapnya kepada awak media melalui pesan mesenger facebook,Minggu yang lalu 2/9/20.
Dilanjutkannya bahwa semua siswa yang berkaitan akan di ingatkan kembali untuk segera mungkin membayar kesepakatan bersama sehingga dapat terlaksana.
Mt,mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan pertemuan sebab sudah jelas disepakati untuk itu orang tua murid menunggu hasil dari kesepakatan tersebut namun hingga saat ini belum tersalisasi.
"Sama halnya dengan Janji dana PIP yang dilontarkan akan diberikan kepada siswa hingga saat ini nihil dan tidak bersuara ada apa" tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada kepastian soal informasi dana PIP yang semestinya sudah tercairkan sejak awal serta tindak lanjut dari pembangunan WC siswa.(JS)
