Dari
kiri: Edi Kurniawan, Suhatri Bur dan Letkol Arh Hermawansyah
Paritmalintang, CanangNews – Wakil Bupati Padang Pariaman,
Suhatri Bur menyampaikan apresiasinya terhadap Program Limar (Listrik Mandiri
Rakyat).Sebab, program ini bertujuan memberi penerangan pada rumah-rumah yang
tidak memiliki pasokan aliran listrik yang memadai.
Apresiasi
itu dia sampaikan pada saat menghadiri presentasi program tersebut oleh Yayasan
Nawacita di Ruang Rapat Sekretaris Daerah, Paritmalintang, Selasa (01/8/2017).
“Kami
sangat mengapresiasi dan mendukung program listrik mandiri rakyat ini. Sebab,
Padang Pariaman yang terdiri dari 17 kecamatan dengan 103 nagari, memiliki
penduduk lebih dari 450.000 jiwa, tentu belum semuanya menerima
penerangan," kata Suhatri Bur.
Menurut
informasi yang diterima dari Dandim Pariaman, ujarnya melanjutkan, masih ada
530 rumah / kepala keluarga (KK) yang belum dialiri listrik. Meski begitu,
mantan Ketua KPU itu mengharapkan pihak terkait, seperti Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa, Kecamatan dan Nagari, melakukan koordinasi lebih lanjut dengan
Kodim Pariaman sehingga nantinya data yang didapat pasti dan jelas.
"Data
ini nanti dapat kita tawarkan ke CSR (Costumer
Social Responcibilty – red) di perusahaan-perusahaan serta BUMN/BUMD yang
ada di daerah kita untuk bersama-sama mendukung program Padang Pariaman Bebas
Gelap / Padang Pariaman Bersinar,” jelas mantan Ketua Baznas tersebut.
Dandim
0308 Pariaman Letkol Arh Hermawansyah yang hadir pada presentasi itu mengemukakan,Program
Padang Pariaman Bebas Gelap / Padang Pariaman Bersinar ini merupakan lanjutan
dari Program Bukit Barisan Bersinar yang digagas oleh Pangdam I Bukit Barisan
dan sudah dilaksanakan pada 717 KK di Agam.
“Sampai
saat ini Babinsa kami sudah mendata ada sekitar 530 KK yang belum
terjangkau aliran listrik di wilayah Padang Pariaman. Saat ini CSR Semen Padang
sudah membantu Limar untuk 175 KK, yang tanggal 10 Agustus nanti Insya Allah
kita launching di Kecamatan Sungai Limau,” ujar Dandim.
Lebih
jauh Dandim menyatakan, dengan adanya pendataan lebih lanjut, bisa dipastikan
angka 530 KK akan bertambah lebih banyak lagi, sehingga diharapkan sinergitas
instansi terkait dalam keakuratan data.
Dalam
presentasinya, Edi Kurniawan dari Yayasan Nawacita Indonesia menjelaskan,
penggagas dan pembuat lampu limar adalah Ujang Kuswara. “Setiap perangkat
lampu dibuat di Bandung, kecuali LED yang dibuat di China," katanya
memulai presentasi.
Menurut
Edi, Program Listrik Mandiri Rakyat ini sudah dilaksankan di berbagai daerah di
Indonesia, termasuk di NTB, Kalimantan, Sulawesi, dan sekarang di Sumatera
Barat. Program ini digagas karena kebutuhan listrik yang semakin tinggi,
sedangkan pasokan terbatas, mahalnya biaya hingga tidak terjangkaunya
kawasan terdalam dengan fasilitas pembangkit listrik.
Paket
penerangan ini terdiri dari lampu limar, aki, panel box dan genset yang untuk 1
KK diperkirakan seharga tiga juta rupiah dan diberi garansi daya hidup sampai 5
tahun, sehingga lebih murah bila dibandingkan membayar listrik per bulannya.
Edi
juga mengatakan, program ini tidak ditujukan untuk pembiayaan APBN/APBD,
sehingga sampai saat ini CSR dari BUMN/BUMD serta perusahaan-perusahaan di
suatu wilayah yang diajak untuk berpartisipasi dalam kepentingan masyarakat
banyak di bidang penerangan ini. Contohnya saja saat di Sulawesi, ada satu
pesantren yang benar-benar gelap dan tidak memiliki penerangan, saat ini sudah
terang benderang karena dibantu oleh BRI sebanyak lebih kurang Rp3 miliar.
Turut
hadir mendengarkan presentasi Yayasan Nawacita tersebut antara lain Kepala
DPMPTP, Dinas Sosial dan PPA, Dinas PUPR serta perusahaan yang ada di Padang
Pariaman seperti Statika, Malibou Anai dan Japfa.
Perusahaan-perusahaan
tersebut dihimbau untuk ikut menjadi CSR dan mensukseskan program Padang
Pariaman Bebas Gelap/Padang Pariaman Bersinar, sehingga jumlah KK yang belum
mendapat penerangan semakin berkurang. (Nila / zast)