Ketua MPR RI Zulkifli Hasan didampingi Bupati Ali Mukhni foto bersama
masyarakat
Pariaman, CanangNews – Dalam satu bulan
terakhir, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin mendapat
kunjungan 2 Pimpinan Lembaga Tinggi Negara. Keduanya adalah Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Dr Harry Azhar Azis SH MH, Kamis
16 Maret 2017, dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Dr Zulkifli
Hasan SE MM, Kamis 13 April 2017.
Kedatangan pejabat tinggi negara tersebut atas undangan Ketua STIT Syekh
Burhanuddin, Rasyidah MPd, yang berada di bawah naungan Yayasan Islamic Centre
Syekh Burhanuddin Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumbar yang diketuai Drs
H Martias Mahyuddin MSc dengan Sekretaris Zakirman Tanjung.
Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat
Nasional (DPP PAN) itu tiba di STIT Syekh Burhanuddin yang berkampus di Komplek
Islamic Centre – Kota Pariaman jam 09.29 WIB. Ia didampingi Bupati Padang
Pariaman Drs H Ali Mukhni. Kedatangannya disambut Wakil Walikota Pariaman Dr
Genius Umar MSi, Ketua STIT dan Ketua Yayasan serta hampir seribu mahasiswa dan
sekitar dua ratus pemuka masyarakat.
Bupati Ali Mukhni menyerahkan piagam penghargaan kepada Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Memberikan kuliah umum sekitar setengah jam, Zulkifli Hasan tampil dengan
gaya santai. Meski tema kegiatannya Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan
Bernegara, ia justru memulai dengan kalimat-kalimat memotivasi dan
membangkitkan semangat para mahasiswa dan mahasiswi.
“Adik-adik beruntung bisa kuliah pada usia muda. Saya hanya tamatan Madrasah
Ibtidaiyah dan PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) tetapi bisa menjadi Ketua
MPR RI, Alhamdulillah.... Oleh karena itu, saya yakin, adik-adik akan
memperoleh masa depan yang lebih baik asalkan terus berjuang dan berusaha,”
ujarnya.
Ketua STIT SB Rasyidah menyerahkan souvenir kepada Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Selanjutnya, barulah ia mengupas materi empat pilar berbangsa dan
bernegara. Yakni “Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara”, “Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara dan
Ketetapan MPR”, “Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Bentuk
Negara” dan “Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara”.
Hal yang menarik hadirin, Zulkifli Hasan menyampaikan hal itu secara
gamblang dan lugas dengan rangkaian contoh-contoh yang relevan. Sila pertama
Pancasila misalnya menegaskan politik harus sejalan dengan agama, bukan justru
memisahkan. “Yang tidak boleh itu mempolitisir agama,” tandasnya.
Ketua Senat Mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin – M Danil Kharlis menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Ketua MPR RI Zulkifli Hasan
Selanjutnya, papar Zulkifli, negara harus memperlakukan manusia secara adil
dan beradab agar terbangun rasa nasionalisme berupa Persatuan Indonesia. “Dalam
memimpin, penyelenggara pemerintahan harus mengedepankan azas musyawarah untuk
mencapai mufakat, bukan main paksa seperti penggusuran.”
Semua itu, ulas dia, untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. “Bagaimana rasa adil itu akan tercipta jika ada fakta kekayaan lima
orang melebihi kekayaan seratus juta penduduk miskin?”
Berbicara tentang Bhinneka Tunggal Ika, Zulkifli menegaskan, Indonesia itu
memang terbentuk dari beragam perbedaan. “Inilah yang kita satukan dalam NKRI,
bukan harus kita jadikan sama. Bahasa Pariaman dan bahasa Lampung saja
berbeda,” katanya lagi.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyalami Sekretaris Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin, Zakirman Tanjung
Usai memberikan kuliah umum, pemandu acara meminta Zulkifli Hasan tetap
berada di atas panggung dalam ruangan Aula STIT. Ternyata ada rangkaian acara
berikutnya, antara lain penyerahan piagam penghargaan dari Bupati Ali Mukhni,
bertukar cindera-mata dengan Ketua STIT Rasyidah, penyerahan piagam terimakasih
dari Ketua Senat Mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin – M Danil Kharlis – dan sesi
foto bersama. (zast)
rancak bana...
BalasHapus