CANANGNEWS-Bencana banjir dan galodo yang melanda Kabupaten Agam tidak hanya menimbulkan dampak sosial dan ekonomi, tetapi juga berpengaruh signifikan terhadap sektor pendidikan. Demi menjamin keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik, Pemerintah Kabupaten Agam mengambil kebijakan untuk menyesuaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Terhitung sejak 27 November 2025, seluruh satuan pendidikan di Kabupaten Agam melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Kebijakan tersebut diterapkan sebagai langkah antisipatif di tengah kondisi darurat bencana yang masih berlangsung.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam melalui Kepala Bidang SD dan Kebudayaan, Fadli, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk meminimalkan risiko keselamatan bagi siswa dan guru.
Menurut Fadli, selama masa tanggap darurat, pihak dinas juga melakukan berbagai evaluasi dan penyesuaian agar target pembelajaran serta pemenuhan nilai semester peserta didik tetap dapat terlaksana. “Kami tetap berupaya menjaga kualitas pembelajaran meskipun dalam kondisi bencana,” sebut Fadli, Selasa (2/12).
Selain penyesuaian sistem pembelajaran, sejumlah guru di sekolah terdampak turut terlibat dalam kegiatan pembersihan dan pemulihan fasilitas pendidikan yang mengalami kerusakan. Beberapa sekolah dilaporkan mengalami kerusakan cukup berat, salah satunya SDN 05 Kayu Pasak, yang hingga saat ini belum dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Untuk sekolah-sekolah yang tidak terdampak bencana, kegiatan pembelajaran tatap muka direncanakan kembali berjalan normal mulai 4 Desember 2025. Sementara itu, pelaksanaan Ujian Semester I Tahun Ajaran 2025–2026 dijadwalkan pada 8 Desember 2025.
Namun demikian, bagi sekolah yang berada di wilayah terdampak berat seperti Kecamatan Malalak, Palembayan, dan Maninjau, akan diberlakukan kebijakan penyesuaian. Hal ini disebabkan sebagian bangunan sekolah digunakan sebagai posko pengungsian, sementara sebagian lainnya mengalami kerusakan fisik.
Di sisi lain, solidaritas antarsatuan pendidikan juga ditunjukkan melalui gerak cepat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) yang melakukan penggalangan dana untuk membantu sekolah-sekolah yang terdampak parah.
Fadli mengungkapkan, hingga saat ini tercatat sebanyak 96 lembaga pendidikan terdampak bencana, dengan potensi jumlah tersebut masih bertambah. Lembaga pendidikan yang terdampak mencakup TK/PAUD, SD, hingga SMP. “Khusus untuk TK dan PAUD yang terdampak, kegiatan pembelajaran diliburkan sementara waktu,” jelasnya.
Melalui berbagai langkah penanganan dan penyesuaian tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam berharap proses pemulihan dapat berjalan secara optimal sehingga aktivitas pendidikan dapat kembali berlangsung normal seperti sediakala.

