CANANGNEWS- Skala kerusakan infrastruktur maupun pemukiman, akibat peristiwa hidrometeorologi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus bertambah. Pendataan sementara, dihimpun dari BPBD Agam, Senin (1/12), menunjukkan ada 83 rumah rusak berat, 50 rumah rusak sedang dan 704 rumah rusak ringan.
Kerusakan jembatan meluas jadi delapan unit, 2.801 meter ruas jalan, 6.780 meter jaringan Pamsimas, 11 titik irigasi dan sekitar 7,5 hektare kolam perikanan.
Sektor pendidikan juga terpukul dengan total 88 sekolah mengalami kerusakan, masing-masing 18 TK atau PAUD, 55 sekolah dasar dan 15 sekolah menengah pertama.
Kerusakan terparah terpetakan di Kecamatan Palembayan, Kecamatan Tanjungraya, Kecamatan Malalak dan Kecamatan Baso yang menjadi jalur limpasan material besar serta kawasan dengan curah hujan ekstrem.
Hingga kini tim gabungan masih melakukan asesmen lanjutan untuk memastikan skala kerusakan dan menentukan kebutuhan prioritas di lapangan.
Total estimasi kerugian sementara akibat rangkaian bencana ini mencapai Rp 59,82 miliar. Kerugian tersebut meliputi sektor infrastruktur jalan dan jembatan yang ditangani Dinas PUTR senilai Rp 24,23 miliar.
Sementara, kerusakan rumah warga sebesar Rp 18,77 miliar, kerugian sektor pertanian, irigasi dan peternakan sekitar Rp 12,31 miliar, kerusakan sekolah yang dicatat Disdikbud mencapai Rp 3,08 miliar, serta kerugian sektor perikanan yang ditangani DKPP dengan nilai Rp 1,41 miliar. Total kerugian ditaksir mencapai Rp79,4 Miliar.
Pemkab Agam menegaskan bahwa angka ini masih bersifat sementara dan berpotensi bertambah karena banyak wilayah terdampak sebelumnya tidak dapat diakses.
Pemkab Agam bersama tim gabungan BPBD, Basarnas, TNI Polri, relawan dan masyarakat masih melanjutkan pencarian korban hilang dan berupaya membuka akses yang terputus.
Di sisi lain, distribusi bantuan logistik, makanan, air bersih dan layanan kesehatan terus digerakkan ke titik pengungsian dengan prioritas wilayah yang terisolasi seperti Palembayan, Malalak dan Tanjungraya.

