15 Orang Anggota KTH Barambang Ikuti Pelatihan Sekolah Lebah Madu Bersama Mahasiswa UNP Padang Di Balai Taman Nasional Sikabaluan

Sikabaluna
0


Sesi Foto Bersama Dosen,Mahasiswa UNP Kota Padang,Kth Barambang Beserta Undangan Usai Pembukaan Kegiatan Program Sekolah Lebah Madu Di Balai Taman Nasional Sikabaluan  

Sikabaluan Canangnews,Kelompok Tani Hutan Barambang yang beranggotakan sebanyak 15 orang peserta ikuti kegiatan Program Sekolah Lebah Madu sebagai rintisan pusat edukasi Lebah Hutan Berbasis Agroforestri.


Kegiatan Sekolah Lebah tersebut dilaksanakan di Balai Taman Nasional Siberut Utara didampingi langsung oleh Dosen dan Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) lengkap dengan Narasumber yang didatangkan secara khusus dari Inspirator Lebah Madu Indonesia (ILMI).

Kegiatan berlangsung sejak hari Senin yang dibuka resmi oleh Sekretaris kecamatan dan anggota Koramil 01 Muara Sikabaluan disaksikan oleh tiga orang dosen.

Banyak hal yang di peroleh dari kegiatan di Balai Taman Nasional salah satunya ilmu di bidang perlebahan serta bagaimana membudidayakan lebah (Katokalik ) pun diberikan oleh narasumber.

Narasumber sekaligus pemandu dari Ilmi,Saiful Bahri  mengatakan,Lebah Katokalik sangat mudah dipelihara dipekarangan rumah yang tidak jauh dari bahan makanannya serta dapat menambah ekonomi rumah tangga.

"Lebah Katokalik dapat kita budidaya di dalam sebuah kotak dengan ukuran kecil dan minimalis sebagai salah satu wadah menampung Ratu Lebah yang akan memberikan telur dan juga hasil tentunya didampingi langsung oleh pekerja untuk mendukung semua itu"ungkapnya kepada Canangnews saat memberikan keterangan di Balai Taman Nasional saat memaparkan topik terkait Dunia Perlebahan,Selasa 05/09/23.

Lebih lanjut dikatakan dia,Jika ingin memelihara lebah  jenis Katokalik pelaku usaha wajib menyediakan perangkap untuk mengumpan si lebah untuk masuk kedalam perangkap yang telah kita pasang di areal sarang pertama namun arah lobang mesti sejajar dengan sarang lebah,terangnya.

Namun berbeda dengan Tawon atau lebah Mami karena hewan jenis ini sangatlah bersengat sehingga pemindahan untuk budidaya cukup sulit dilakukan namun ada trik yang dapat mengembalikan si lebah tersebut untuk dapat bersarang kembali di tempat semula.

"Lebah Jenis Tawon atau si mami tidak dapat dipelihara karena memiliki sengat sehingga sulit untuk dipindahkan dalam sebuah wadah budidaya namun ada cara untuk dapat mengembalikan si lebah untuk membuat sarang di tempat semula"jelas Saiful.

Dirinya juga memperagakan bagaimana cara untuk melakukan panen Madu tanpa merusak sarang serta membunuh ratunya agar populasi tetap terjaga dan berkembang seperti sedia kala.

"Jika selama ini pelaku pengambil madu hutan menggunakan api atau asap untuk mendapatkan madu dengan tips yang diberikan Insyaallah tidak lagi menggunakannya dan dijamin aman"tuturnya.

Untuk menunjang pemanenan madu hutan kata Saiful sudah di sediakan APD berupa jaket parasut disertai sebo tutup kepala dan mata dan dilapisi dengan saringan minyak yang berbahan kawat besi putih.

APD tersebut dipasangkan apabila sudah berada dilokasi pemanenan madu hutan dilengkapi dengan tali panjat tebing,paku,martil,tali benang yang kuat  dan sarung tangan.

Dikatakan Saiful semua perlengkapan yang diperagakan saat itu akan diserahkan kepada Kepala Sekolah Lebah Madu untuk dijadikan inventaris Kelompok Tani Hutan.

Dirinya berharap semua peserta dapat mengerti serta dapat menerapkan hal yang baik tanpa merusak ekosistem dunia Lebah Madu baik itu didalam hutan yang disebut dengan Mami dan Susi maupun dipekarangan rumah itu sendri,Pungkasnya.(JS)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top