Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Solok Selatan Mulai Tanam Sorgum

cahaya hati dewi padi
0

 


PARIWARA PEMKAB SOLOK SELATAN - Guna mendukung ketahanan pangan nasional dan mendukung perekonomian daerah, petani di Solok Selatan mulai melakukan penanaman tanaman sorgum. Targetnya penanaman sorgum ini akan menjadi program pemerintah daerah pada 2023 mendatang.


Bupati Solok Selatan H. Khairunas mengatakan kegiatan penanaman sorgum ini merupakan tindak lanjut pertemuannya dengan Wakil Menteri Pertanian pertengahan Oktober lalu berkaitan dengan ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan di daerah yang dipimpinnya.

"Ini gerakan cepat karena ini peluang bagi kita Kabupaten Solok Selatan untuk membudidayakan sorgum. Kenapa tidak kalau bisa memperbaiki ekonomi dan pendapatan masyarakat di Solok Selatan, kenapa tidak. Pada dasarnya pemerintah harus hadir untuk merespon ini demi kebaikan," kata Khairunas saat penanaman pertama sorgum, di Nagari Lubuk Gadang Utara, Sangir, Rabu (2/11/2022).


Pada tahap pertama ini, penanaman dilakukan di lahan seluas dua hektar yang berlokasi di Sungai Salak, Nagari Lubuk Gadang Utara, Sangir. Diharapkan ke depannya akan semakin banyak petani yang tertarik untuk melakukan penanaman tanaman tersebut dengan target bisa mencapai 300 hektar lahan.




Lebih lanjut, Khairunas mengatakan bahwa dalam proses penanaman hingga bisa menghasilkan nanti petani akan mendapatkan pengarahan langsung dari penyuluh dan Dinas Pertanian Solok Selatan.


Tahun depan ditargetkan penanaman sorgum ini bisa menjadi program pemerintah sehingga lebih banyak petani yang tertarik dan memfungsikan lahannya untuk menanam sorgum, selain jagung. Untuk itu diharapkan berbagai pihak yang berwenang untuk mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat.




Penanaman ini merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Kabupaten Solok Selatan dengan PT Sorgum Indonesia Group. Untuk itu, pemerintah daerah berharap perusahaan tersebut dapat menyediakan bibit yang cukup sesuai dengan permintaan masyarakat.


Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua belah pihak beserta Universitas Andalas terkait penanaman, pembudidayaan, dan rencana tindak lanjut perusahaan sebagai pembeli siaga (standby buyer) atas sorgum yang diproduksi di Solok Selatan.




Dalam kesempatan yang sama, Presiden PT Sorgum Indonesia Group, MH. Sultan Caniago mengatakan sorgum memiliki tingkat produktivitas yang tinggi. Terlebih jika dirawat dengan baik maka produktivitas akan lebih baik.


"Tanaman ini tidak terpengaruh cuaca, yang paling penting itu air. Sorgum itu tidak boleh tergenang air, jadi kalau curah hujan tinggi harus diperhatikan. Kalau dari sisi ekonomis ini sangat baik dibanding tanaman lain, sekali tanam tiga kali panen, tidak ada tanaman yang bisa seperti itu," jelasnya.



Sultan mengatakan bahwa perusahaan menjamin untuk menampung seluruh sorgum hasil panen petani dan hal tersebut diikat dengan perjanjian.


Dari segi pembiayaan, dia menjelaskan, bukti perjanjian kerja sama antara petani dengan perusahaan dapat dijadikan jaminan bagi petani untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari tiga bank senilai Rp 50 juta. Sehingga sudah tidak ada lagi kendala bagi petani untuk mulai melakukan penanaman sorgum di lahannya.


Saat ini di tahap awal perusahaan sudah berkomitmen untuk menyediakan bibit untuk lahan seluas 50 hektar.



Untuk diketahui, sorgum adalah tanaman sejenis rumput-rumputan dan masih satu keluarga dengan padi, jagung dan gandum. Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, pakan ternak, bio energi dan bahan baku industri.



Sebagai bahan pangan sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan, masing-masing sebesar 6,5% - 7,9% dan 1,1% - 1,23%. Kandungan proteinnya seimbang dengan jagung sebesar 10,11% sedangkan jagung 11,02%.


Tepung sorgum memiliki manfaat yang lebih baik dari tepung terigu karena bebas gluten dan memiliki angka indeks glikemik yang rendah, sehingga turut mendukung tren gerakan konsumen bebas gluten diet seperti di negara-negara maju. (Adv)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top