Agam, -Usaha beternak kambing etawa di Kabupaten Agam terus berkembang. Seperti di Kecamatan Tanjung Raya, tepatnya di Jorong Nagari, Nagari Sungai Batang, Kelompok Ternak Insan terus menunjukkan hasil positif.
Kelompok ternak yang berada sekitar 500 meter dari tepi Danau Maninjau itu aktif sejak tahun 2019 telah memiliki 25 ekor kambing etawa.
Bahkan, kelompok ternak itu berencana menjadikan Jorong Nagari sebagai, “kampung kambing”.
Sekretaris Kelompok Ternak Insan Jorong Nagari, Heris menjelaskan, kambing etawa yang dikelolanya bersumber dari bantuan Bapedas Agam Kuantan sebanyak 15 ekor, dan saat ini sudah berkembang menjadi 25 ekor.
Disebutkan, sejumlah masyarakat Jorong Nagari optimis, kegiatan beternak kambing etawa, sangat menjanjikan.
“Modal awal kami hanya Rp 2 juta untuk kandang. Selanjutnya dibantu Bapedas Agam Kuantan,” jelasnya.
Saat ini, kelompok ternak yang beranggotakan 14 orang itu, sedang dalam proses pengembangan susu perah untuk dipasarkan.
“Saat ini, produksi susu, masih untuk konsumsi anggota dan belum dijual, karena jumlahnya masih terbatas, ” ujarnya.
Namun, satu tahun kedepan, pihaknya menargetkan, produksi susu sudah bisa dipasarkan.
Ditambahkan, dengan usia kelompok yang baru setahun jagung, ia terus meningkatkan ilmu melalui bimbingan dari Universitas Andalas (Unand), Padang dan sejumlah lembaga yang berkompeten untuk itu.
“Kita bertekad untuk mewujudkan Jorong Nagari sebagai kampung kambing,” tegasnya.
Heris menambahkan, bahwa, apabila progress kelompok ternak yang dikelolanya terus naik, maka Ditjen PKH Kementerian Pertanian akan membantu pendirian rumah susu di kampungnya.
“Baru-baru ini kita dikunjungi Ditjen PKH. Ia menjanjikan akan mendirikan rumah susu apabila kelompoknya terus berkembang,” jelasnya.
Hal itu menjadi motivasi tersendiri bagi kelompok ternak tersebut, sehingga para anggota kelompok makin gencar mensosialisasikan kepada masyarakat terkait prospek beternak kambing yang sangat menjanjikan tersebut.
Bahkan, bagi masyarakat yang ingin membeli kambing akan dijual dengan harga murah dari harga pasaran.
“Dengan syarat, masyarakat harus memiliki kandang sendiri,” ulasnya. (BJR)