Trotoar Kampuang Jao Menjadikan Pariaman Batambah Tacelak

0



Dipublikasikan : Jumat 16 Juli 2017

Oleh :Alwi Darwis


Pariaman.Canangnews----Trotoar  merupakan tempat orang melakukan aktivitas jalan kaki, baik sekedar rekreasi atau sebagai upaya untuk mencapai tujuan. Pada awal pembangunan kota-kota modern di negeri ini, menyediakan jalur pejalan kaki di tepi kanan dan kiri jalan yang lebarnya masing-masing lima kaki (1,5 meter) dari tepi badan jalan, tujuannya agar para pejalan kaki dapat menyusuri jalanan dengan nyaman tanpa was-was terserempet kendaraan. 

Kalau dahulu ketika jalanan masih jarang kendaraan dan trotoar yang tersedia di tepi jalan cukup lebar, masyarakat merasakan nyamannya berjalan kaki, tetapi saat ini kenyamanan tersebut mulai hilang bagi para pejalan kaki karena setiap berjalan kaki di tepian jalan perasaan was-was akan bahaya yang mengancam selalu membayangi akibatnya berjalan kaki di jalan bukan lagi menjadi kegiatan yang menyehatkan melainkan suatu kegiatan yang mengundang bahaya.
 

Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para pejalan kaki ketika menyusuri jalanan di perkotaan, saat ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya : 
Tidak tersedianya trotoar atau kaki lima di pinggir jalan; Beralih fungsinya Trotoar menjadi tempat berjualan, parkir dan kegiatan lainnya sehingga menyebabkan pejalan kaki terganggu akibat semakin sempitnya trotoar dan akhirnya mereka memilih turun ke badan jalan;

trotoar yang dibangun lebih tinggi dari badan jalan dan banyak terpotong oleh jalan masuk ke halaman perkantoran, perumahan atau toko dengan posisi yang curam. Akibat harus naik turun ketika berjalan menyusuri trotoar, orang menjadi enggan untuk berjalan di atas trotoar karena harus ekstra hati-hati agar tidak celaka; Penggalian jalan dan atau trotoar yang sering dilakukan oleh berbagai instansi terkait untuk berbagai kepentingan seringkali tidak diselesaikan, karena trotoar dibiarkan berantakan dan berakibat pada terganggunya pengguna trotoar.
 Akibat ketidak-nyamanan berjalan menyusuri trotoar, menyebabkan pejalan kaki secara terpaksa memilih harus memilih berjalan di badan jalan walau hal itu sangat membahayakan.

Sebelumnya trotoar dijalan Pahlawan yang meliputi kelurahan kampangjawa 1 dan 2 sampai ke alai gelombang yang panjangnya lebih dari satu kilometer keberadaan trotoar tersebut tidak lagi memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki.

Tahun 2016  keberadaan trotoar kembali di perbaiki dan jalan tersebut  juga di perlebar dan sekaligus memperlancar fungsi drainase yang mengaliri pembuang air dari hulu ke hilir.

Hadirnya  trotoar tersebut terlihat semakin tacelaknya kota Pariaman ,ungkapan tersebut mengalir dari berbagai kalangan masyarakat kota Pariaman dimana dari sekian banyak  trotoar dengan model yang berbeda   pujian tersebut tertuju pada titik jalan Pahlawan.

Kepala dinas PU Kota Paraman Ir Asrizal  menceritakan bahwa pembangunan trotoar yang panjangnya 1,1 km banyak yang kontra terhadap pelaksanaan pembangunan tersebut dan bentuknya pun banyak yang mengkritik ,namun setelah selesai pelaksanaan pekerjaan tersebut banyak pujian yang diberikan oleh masyarakat .

Padahal bentuk dari trotoar tersebut  sudah dilakukan pendalaman terhadap fungsi dari sebuah trotoar.berbagai daerah kota yang ada di propinsi lain  mulai dari tangerang,surabaya  dan jakarta bentuk seperti ini sudah menjadi trend terkini dalam membuat sebuah trotoar ujar asrizal

Dan bentuk tersebut juga akan kami kmbangkan di jalan Bagindo Azizchan  mudah- mudahan sangat di sukai oleh masyarakat yang menikmati trotoar untuk kenyaman jalan kaki  

Kenyamanan berjalan kaki

Sebagai pengguna jalan, para pejalan kaki mempunyai hak yang sama dengan para pengendara kendaraan di jalanan yaitu melalui pembangunan trotoar yang memadai di tepian jalan, tujuannya adalah memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Bila hal itu bisa dicapai maka ketergantungan akan kendaraan, baik umum maupun pribadi, untuk menempuh jarak dekat yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
 

Agar para pejalan kaki dapat kembali merasakan nyamannya menyusuri trotoar serta agar para pengendara kendaraan bermotor mau mengistirahatkan kendaraannya dan ikut berjalan kaki untuk aktifitas yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki, maka pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan dalam bidang sarana jalan harus juga memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, yaitu melalui upaya : (1) Melengkapi semua jalanan di kota dan jalanan yang menuju ke kawasan pemukiman dengan trotoar yang memadai sehingga pejalan kaki dapat nyaman berjalan tanpa dihantui rasa takut celaka; (2) Trotoar atau kaki lima perlu dibangun bukan hanya sekedar sebagai hiasan kota melainkan harus manusiawi, yaitu mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya termasuk para penyandang cacat. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara : (a) Membangun trotoar yang melandai pada bagian yang terpotong oleh dengan jalan masuk; (b) sepanjang trotoar harus terhindar dari berbagai hambatan, termasuk pohon pelindung, yang dapat menghambat pejalan kaki, sehingga ketika di satu titik harus berpotongan dengan pohon pelindung maka trotoar tidak boleh terputus melainkan harus mengitarinya; (3) Mengembalikan fungsi trotoar yang telah ada kepada fungsi aslinya sebagai tempat pejalan kaki, yaitu dengan menghilangkan kegiatan perparkiran yang dilakukan di trotoar,

Karena trotoar bukan tempat untuk parkir; (4) Pengaturan pedagang kaki lima agar mereka dalam beraktivitas tidak mengganggu kenyamanan pejalan kaki, karena fungsi utama trotoar adalah untuk pejalan kaki bukan kegiatan usaha; (5) Mengembalikan kondisi trotoar pasca penggalian pada kondisi yang layak bagi pejalan kaki; (6) Untuk menghindari “gali lobang tutup lobang” di trotoar oleh berbagai instansi yang berkepantingan, maka dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan bisa dilakukan secara bersamaan. Sehingga masyarakat tidak terlelu sering terganggu oleh aktivitas “perusakan” trotoar atau jalan. Untuk itu diperlukan suatu kerjasama yang antar pihak yang berkepentingan dalam mensinergikan program pembangunan jaringan bawah tanahnya; (7)Membangun saluran raksasa yang multi guna dibawah trotoar/jalan kota yang bisa menampung semua kebutuhan proyek pembangunan jaringan bawah tanah, seperti PDAM, Listrik, Telepon dan Saluran air kotor seperti yang dilakukan di negara-negara maju. Melalui upaya ini diharapkan pengguna jalan tetap nyaman dan bila diperlukan pemasangan instalasi baru tidak merusak infrastruktur jalan di atasnya.

Pada kesempatan lain Kabid BM,Ir Mulyawan menjelaskan keberadaan trotoar di kota pariaman baik jalur nasional,Jalan Propinsi dan Jalan kota yang merupakan bahagian dari Administrasi kota Pariaman panjang trotoar yang ada di kota pariaman 64752 km yang meliputi jalan nasional,jalan propinsi dan jalan pusat kota pariaman model dari trotoar kampung jawa 1 dan 2 sampai ke alai Gelombang merupakan model yang cukup cantik dan indah sehingga  tampilannyapun memiiki kesan dan mampu mengakomodir kepentingan berbagai kalangan  



Pada akhirnya kita hanya bisa bertanya “Kapan berjalan kaki di tepi jalan dapat dilakukan dengan nyaman sambil menikmati indahnya suasana sore atau pagi yang cerah dan indah ?” Jawabannya mungkin tidak hari ini, juga tidak besok tetapi yang jelas entah kapan baru bisa terwujud yang jelas mungkin di saat para pengelola kota sudah menyadari betapa indahnya berjalan kaki sore menyusuri trotoar sambil menikmati keramaian lalu lintas atau indahnya taman-taman kota. Semoga itu semua tidak hanya menjadi impian warga kota di siang bolong belaka.(Alwi Darwis)



Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top