CANANGNEWS- Eskalasi dampak bencana hidrometeorologi yang menerjang Kabupaten Agam semakin memprihatinkan. Berdasarkan data yang dihimpun per Sabtu (29/11/2025) pukul 20.00 WIB, tercatat sebanyak 85 orang meninggal dunia akibat rentetan banjir bandang dan tanah longsor yang meluluhlantakkan sejumlah wilayah di daerah tersebut.
Hingga saat ini, otoritas terkait masih terus berupaya merampungkan identifikasi terhadap sejumlah jenazah. Mengingat proses evakuasi yang masih berjalan di titik-titik krusial, angka tersebut bersifat dinamis dan berpotensi mengalami perubahan sewaktu-waktu sesuai temuan di lapangan.
Sebaran Sebaran Titik Dampak dan Identifikasi Korban
Duka mendalam menyelimuti beberapa wilayah kecamatan. Berdasarkan laporan resmi, sebaran korban jiwa meliputi:
- Kecamatan Malalak: 10 korban telah berhasil diidentifikasi.
- Kecamatan Matur: 1 orang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
- Kecamatan Tanjung Raya: 4 korban jiwa ditemukan, sementara dua jenazah lainnya masih menunggu proses identifikasi lebih lanjut.
- Kecamatan Palupuh: Satu korban atas nama M. Daud (35) berhasil ditemukan dan dievakuasi.
Kecamatan Palembayan: Menjadi wilayah yang paling terdampak fatal, khususnya di Nagari Koto Alam yang mencatat 22 korban jiwa. Selain itu, otoritas juga melaporkan sebanyak 69 warga dinyatakan hilang di kawasan ini, menjadikannya fokus utama operasi pencarian.
Tantangan Evakuasi dan Komitmen Pemerintah
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Agam, Roza Syafdefianti, menjelaskan bahwa kendala geografis dan cuaca yang tidak menentu menjadi hambatan utama bagi Tim SAR gabungan dalam menjalankan operasi kemanusiaan ini.
“Personel gabungan tengah mengerahkan segala kemampuan secara maksimal. Meski medan yang ekstrem serta cuaca yang fluktuatif sempat menghambat pergerakan, namun instruksi dari pimpinan sangat jelas: upaya pencarian tidak boleh terhenti,” ujar Roza dalam keterangan persnya.
Imbauan Satu Pintu Informasi
Menghadapi situasi darurat ini, Roza meminta masyarakat khususnya pihak keluarga korban untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh disinformasi atau kabar burung yang beredar di media sosial.
"Kami sangat mengharapkan masyarakat hanya merujuk pada informasi resmi yang dirilis melalui Posko Tanggap Darurat. Validitas data adalah prioritas kami agar tidak menimbulkan kebingungan di tengah suasana duka," tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Agam menegaskan komitmennya untuk bersiaga 24 jam penuh. Fokus utama saat ini adalah percepatan proses evakuasi, ketelitian identifikasi, serta penanganan pascabencana secara menyeluruh bagi para penyintas.

