Tragedi Hidrometeorologi di Agam Tembus Kerugian Rp123 Miliar, 87 Jiwa Meninggal

0


 

CANANGNEWS- Kabupaten Agam kini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan dan infrastruktur terdahsyat dalam satu dekade terakhir. Rentetan bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem sejak pertengahan November 2025 telah meluluhlantakkan wilayah ini, meninggalkan duka mendalam bagi ribuan warga serta melumpuhkan urat nadi perekonomian daerah.


Berdasarkan pemutakhiran data dari Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Agam per Minggu (30/11/2025) pukul 08.00 WIB, angka fatalitas tercatat mencapai 87 korban jiwa. Tragedi ini diperparah dengan status 76 warga yang masih dinyatakan hilang dalam pencarian, sementara 23 korban luka-luka tengah berjuang untuk pulih di RSUD Lubuk Basung.


Di tengah eskalasi bencana yang mencakup banjir bandang (galodo), longsor, hingga angin kencang, garda terdepan penyelamatan terus bergerak tanpa henti. Prajurit dari Batalyon TP 897/Singgalang di bawah komando Mayor Inf Saor J. Lumbanbatu mengerahkan puluhan personel untuk mengevakuasi warga yang terjebak di Nagari Tiku V Jorong.


Menggunakan perahu LCR dan sarana air seadanya, tim menyisir pemukiman yang terendam hingga kedalaman dua meter. “Fokus utama kami adalah menjamin keselamatan nyawa masyarakat. Di tengah kondisi lapangan yang ekstrem, tidak boleh ada warga yang tertinggal dalam situasi berbahaya,” tegas Mayor Saor.


Peta Kelumpuhan dan Kerusakan Infrastruktur

Bencana ini telah mengubah peta aksesibilitas di 16 kecamatan terdampak. Jalur-jalur strategis seperti Maninjau – Matur dan kawasan Malalak dilaporkan lumpuh total akibat badan jalan yang tergerus longsor dan tertimbun material. Secara akumulatif, 2.801 meter ruas jalan hancur dan empat jembatan penghubung mengalami kerusakan fatal.


Kerusakan fisik juga merambah ke sektor pemukiman dan layanan publik diantaranya, 543 rumah warga terdampak, dengan 49 di antaranya dikategorikan rusak berat.


Sementara, Jaringan Pamsimas sepanjang 6.780 meter hancur, memicu kekhawatiran akan krisis sanitasi di titik-titik pengungsian yang kini menampung lebih dari 4.000 jiwa.


Di lain itu, dari 88 unit sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP mengalami kerusakan struktur bangunan, mulai dari dinding roboh hingga atap yang terbongkar.


Pukulan telak turut dirasakan pada sektor produktif. Sektor perikanan mencatat kehilangan fantastis dengan matinya lebih dari 5,4 juta ekor ikan akibat kualitas air yang memburuk. Sementara itu, sekitar 596,79 hektare lahan pertanian produktif dinyatakan puso atau rusak total, mengancam ketahanan pangan lokal.


Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Agam mengestimasi total kerugian sementara telah menyentuh angka Rp123 miliar. Kepala Dinas Kominfo, Roza Syafdefianti, menekankan bahwa angka-angka ini masih bersifat dinamis.


“Tim gabungan masih bersiaga 24 jam. Kami berupaya memberikan informasi seakurat mungkin di tengah medan yang sulit dijangkau. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan hanya merujuk pada informasi resmi dari Posko Tanggap Darurat,” jelas Roza.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top