BUKITTINGGI, Canangnews-- Kasus "Stunting" di Kota Bukittinggi tahun 2024 silam, tercatat sebesar 16,8 persen. Pemerintah Kota Bukittinggi, mengklem bahwa ada penurunan 3,3 poin dibanding tahun sebelumnya.
"Pemerintah pusat telah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14,4 persen di 2029, dan 5 persen di 2045 sebagaimana tertuang dalam RPJPN 2025–2045," ujar Ibnu Asis.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, di Aula Balai Kota Bukittinggi, Selasa (21/10/2025), pada Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Ibnu Asis, menyampaikan, stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi isu multidimensi yang berdampak langsung pada kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan.
"Intervensi terhadap stunting harus dilakukan secara menyeluruh melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil," paparnya.
Di Bukittinggi sendiri, sebut Ibnu, angka stunting terus menunjukkan tren positif.
"Di 2024 telah menurun menjadi 16,8 persen, atau turun 3,3 poin dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.
Untuk mendukung kebijakan nasional, sebut Ibnu, Pemerintah Kota Bukittinggi terus memperkuat kelembagaan TPPS.
Selain itu meningkatkan kapasitas kader Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), melaksanakan program berbasis masyarakat seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang membantu keluarga berisiko stunting.
"Pencegahan dan penurunan stunting merupakan investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi unggul, sehat, dan produktif di masa depan," ungkapnya.
(KH)
