Wali Kota Ramlan Nurmatias Beri Ruang Untuk Komit Lestarikan Seni Budaya

Red
0

 

Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, bersama Wali Kota Bukittinggi (**)


BUKITTINGGI , Canangnews— Wali Kota Bukittinggi H. Ramlan Nurmatias, SH menyatakan komitmennya dalam pelestarian seni budaya tradisional dengan membuka ruang tampil bagi para seniman musik tradisional di pelataran Jam Gadang. Dukungan ini disampaikan dalam rangkaian Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) ke-2 yang digelar Kementerian Kebudayaan RI di Bukittinggi, Jumat (1/8/2025).



“Saya beri ruang bagi para seniman musik tradisional untuk tampil di pelataran Jam Gadang, ” ujar Ramlan dalam acara Malam Pitunang di Rumah Dinas Wali Kota, Belakang Balok, yang turut dihadiri Menteri Kebudayaan Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc.



Dukungan tersebut kembali ditegaskan Ramlan keesokan harinya saat menghadiri pertunjukan seni musik tradisional di Lapangan Bola Kaki Ateh Ngarai. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Bukittinggi sebagai tuan rumah kegiatan berskala nasional ini.


“Saya sangat mengapresiasi Kementerian Kebudayaan yang telah menunjuk Kota Bukittinggi sebagai tuan rumah kegiatan seni musik tradisional. Terima kasih, Pak Menteri, atas kepercayaannya, ” ucapnya.


Menurut Ramlan, seni musik tradisional tak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai edukatif dan spiritual.



“Melalui seni tradisional, kita bisa menyampaikan pesan keagamaan, pendidikan, dan pembangunan secara lembut namun berdampak. Ini kekayaan yang tidak boleh hilang, ” lanjutnya.



Ia juga mengingatkan bahwa Bukittinggi memiliki rekam jejak panjang dalam seni tradisional. “Seniman-seniman kita sudah tampil di berbagai negara Eropa, termasuk Belanda. Pemerintah kota punya kewajiban menjaga dan mendorong keberlangsungan seni tradisional, ” ungkapnya.


Sementara itu, Menteri Kebudayaan RI

Dr. Fadli Zon, S.S., M.Sc.

menjelaskan bahwa Festival Musik Tradisi Indonesia ke-2 di Bukittinggi merupakan kelanjutan dari festival pertama yang digelar di Lampung Tengah tahun lalu. Ajang ini merupakan strategi membangun kembali ekosistem tradisi yang sempat tergerus oleh modernisasi.



“Ini adalah salah satu cara kita membangun kembali ekosistem tradisi yang mengalami banyak tantangan, terutama di tengah era globalisasi. Kita berharap musik tradisi bisa mendapatkan tempat di hati masyarakat kembali, ” ujar Fadli Zon.



Ia menambahkan, dalam festival ini pihaknya mengundang para maestro musik tradisional dari berbagai daerah dan akan terus berpindah-pindah tempat setiap tahunnya.



“Kali ini kami hadir di Bukittinggi, bekerja sama dengan komunitas-komunitas musik tradisi. Sumatera Barat, khususnya Minangkabau, sangat kaya dengan musik tradisional. Salah satunya saluang. Kalau tidak salah, alat musik tradisi di sini ada sekitar 13 jenis, ” ungkapnya.



Menurut Fadli Zon, kekayaan musik lokal ini harus terus dibina dan diperkenalkan ke dunia.


“Mudah-mudahan kita menyaksikan kebangkitan musik tradisi di tengah beragamnya genre musik dunia. Musik tradisi Minangkabau, juga daerah lain, harus bisa dikenal di tingkat nasional bahkan internasional, ” tuturnya.


Untuk promosi ke luar negeri, Kementerian Kebudayaan RI juga aktif memfasilitasi berbagai festival maupun konser atas undangan negara sahabat. “Kita memiliki berbagai skema dukungan seperti travel grant, dana fasilitasi, dan dana Indonesiana. Semua kegiatan itu tentu melalui proses kurasi. Kami tidak hanya mendukung musik kontemporer, tapi juga sangat mendukung musik-musik tradisional, ” tambahnya.



Ia pun menegaskan bahwa negara berkewajiban mendorong kemajuan kebudayaan sebagaimana amanat konstitusi. “Pasal 32 Ayat 1 UUD 1945 jelas menyatakan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dan menjamin masyarakat mengembangkan kelestarian budaya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top