![]() |
Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi Gulai Bancah Kota Bukittinggi |
Lipsus Bukittinggi, Canangnews- Pekan Literasi Bung Hatta merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator bung Hatta, sekaligus HUT Ke- 80 Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lebih mengenal lebih dekat sosok Mohammad Hatta. Kegiatan ini bertujuan menghidupkan kembali semangat literasi yang diwariskan bung Hatta sebagau seorang pemikir. Negarawan , dan pencinta buku serta menumbugkan budaya baca, budaya kritis dan ekonomi kerakyatan.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan berlangsung dari 11 sampai 15 Agustus 2025 diantaranya, pembukaan pameran TP BIS dan sejarah Bung Hatta (11/8) diikuti pengumuman voting dan lomba historika, pameran UMKM TP BIS serta Seminar kebangsaan dan bung Hatta dengan tema;
"Menyalakan Obor Literasi : Warisan Bung Hatta untuk Indonesia Masa kini", Pagelaran Bukittinggi Orchestra, (12/8)Diskusi Panel Suara Perempuan Dalam Sastra dan Budaya(13/8), kemudian Lomba SAKATO dan Lompa PENA, (14) Senam sehat dan pengumuman lomba-lomba diteruskan pemutaran film dan diskusi Fil " Darah dan Doa" (1950) karya Usmar Ismail.(15/8).
![]() |
Seminar kebangsaan, dihadiri Wakil Walikota Bukittinggi, Ibnu Asis, Gubernur Sumbar, Mahyeldi dan nara sumber serta undangan |
Testimoni dari Tokoh Masyarakat dan Pemerhati Musik Orkestra, pengajar bahasa dan budaya di Australia, Dr. Gusrizal Dt. Salubuak Basa.
Bukittinggi patut berbangga. Di kota ini 123 tahun yang lalu lahir seorang putra dari keluarga sederhana bernama Muhammad Hatta yang kemudian orang mengenal beliau dengan panggilan ‘Bung Hatta’. Beliau tidak hanya dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan RI, tapi menjadi role model sebuah bentuk ‘Kesederhanaan’ dan ‘Kejujuran’ pejabat di Indonesia.
Dalam memperingati serta memeriahkan hari lahir ‘Bung Hatta’ tahun ini, terasa spesial, ada hal menarik dimana panitia menghadirkan pagelaran seni musik bersama Bukittinggi Orkestra.
![]() |
Seminar dan tanya jawan dengan tiga narasuber, Halida Hatta, Andini Mirza Putri, dan Wannofri Samri |
Bagi kita di Sumatera Barat jenis musik ini memang belum begitu populer dan masih sedikit sekali peminatnya. Pengenalan musik orkestra di Indonesia berawal terjadi di pulau Jawa yang dibawa para pelayar pada abad ke 16. Musik orkestra tergolong exclusive memang, namun sebagai penikmat musik.
"Saya memberikan apresiasi kepada Yayasan Proklamator Bung Hatta,DPC PARPRI Bukittinggi atas gagasannya menampilkan seni musik orkestra ini yang bertujuan membangun Semangat dan Keteladanan Bung Hatta melalui apresiasi seni bernuansa perjuangan dengan musik orkestra berstandar Nasional," pesannya.
![]() |
Halida Nuriah Hatta menunjukkan foto keluarga, kakenya M.Djamil di dinding ruang tamu |
Seminar Kebangsaan Bung Hatta.
Acara ini bertema "Menyala obor literasi warisan Bung Hatta untuk Indonesia masa kini , diikuti oleh Wali Kota Bukittunggi, Gubernur Sumatera Barat, Pemateri, Andini Miza Putri, S.Hum, putri Proklamator, Dra. Halida Nuriah Hatta, dan Dr. Wannofri Samri. M.Hum. Bertempat di gedung Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi Selasa 12 Agustus 2025.
Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis dalam sambutannya,(12/8) mengatakan, bahwa Wako Ramlan Nurmatias tidak bisa hadir disebabkan ada tugas ke Yogyakarta dalam rangka bertemu Hamengkubuwuno IX. Bagaimana tujuanya kedepan agar Bukittinggi diberikan pengakuan sebagai kota Perjuangan, sejajar dan setara dengan DKI Jajarta dan Daerah Khusus Yogyakarta.
"Hari ini kita tidak sekedar memperingati haul 123 Tahun Bung Hatta, tetapi juga merayakan sebuah warisan nilai, pemikiran, dan warisan entitas literasi," ujarnya.
Bung Hatta sebagai Bapak Proklamator Kemerdekaan, Bapak Koperasi Indonesia, dan negarawan yang bersih dan seorang patriot sejati. Beliau adalah pahlawan perjuangan, tidak hanya dilakukan dengan senjata tetaou juga dengan pena, buku dan lobi diplomat Internasional.
" Didalam literasinya beliau menghasilkan karya pemikirannya yang hingga kini masih relevan. Prinsip bung Hatta "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat digunakan dengan pengalaman," ungkap Ibnu Asis.
![]() |
Sambutan dari Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah |
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan, Bung Hatta merupakan sosok yang nyaris sempurna sebagai seorang pemimpin, ia memiliki kemampuan literasi yang seimbang, yakni membaca dan menulis serta mendengar dan berbicara
Bung Hatta dan Bung Karno mencintai rakyatnya saat menjalankan kepemimpinan . Ketika sedang berselusih mereka bisa menampakkan sedang tidak ada masalah didepan masyarakat.
" Saya pikir ini.perlu dicontoh dari Bung Hatta. Kita harus menghindari percekcokan dan perbedaan, yang harus dibangun adalah solidaritas dan optimisme masyarakat untuk bangkit menjadi negara maju," tegasnya.
Ia menambahkan, Bung Hatta sebelum Jogjakarta jatuh ketangan Belanda, beliau sudah berada di Bukittinggi selama 7 bulan dalam upaya mempersiapkan dan merencanakan Bukittinggi sebagai Ibu kota PDRI pada Tahun 1948.
"Kita mengenal Bung Hatta seorang proklamator, Bapak koperasi, tetapi masuh banyak sisi yang belum terungkap seperti, beliau adalah seorang ahli strategi dan ulama," ulas Gubernur.
Pada kesempatan Tanya jawab, Pemateri, Halida Nuriah Hatta menyampaikan, bagaimana seluruh rakyat Indonesia merasakan kemerdekaan dan keadilan. Tantangan menjadi problematik dan sebuah masalah, ketika mengabaikan tatanan hukum.
"Bung Hatta ketika mendapat gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Indonesia pada 1975, ia menulis pidatonya" Menuju Negara Hukum. Sekarang sudah Tahun 2025 kita melihat bahwa Indonesia sebagai negara hukum mengalami banyak problematik, sangat sulit bagaimana untuk memperbaikinya," jelasnya.
Menurut Halida, problem lain, mengabaikan kepentingan pembangunan Sumber Daya Manusia secara bertahap dan berorientasi kepada kemajuan hakiki. Padahal manusia Indonesia banyak terdapat aset bangsa.
"Hak azasi manusia dalam satu negara gagal dipahami karena tidak dianggap mendesak, budaya mendengar untuk menolak memperbaiki, dan budaya enggan berpikir kritis," tegasnya.
Dituturkan, Warisan Bung Hatta warisan Bung Hatta berorientasi pada solusi, dimulai dengan perencanaan, cermat dan teliti, menghargai diri sendiri, menghormati orang lain, dan punya rasa tanggungjawab terhadap bangsa, tanah air serta budaya.
Lebih lanjut imbuhnya, menghormati unit sosial terkecil, keluarga. Nilai luhur dibangun bersama dengan cara sering mengisi, saling mendengarkan, komunikasi dalam keluarga dijalin dengan kebenaran sekalipun pahit. Sadar dirinya adalah hamba Allah. SWT.
Kunjungan ke rumah kelahiran Proklamator Bung Hatta
Usai acara literasi di perpustakaan Bung Hatta, rombongan Halida Hatta menuju rumah kelahiran ayahanda Bung Hatta di Jalan Soekarno-Hatta Bukittinggi.
Tampak Halida Hatta tertegun sejenak melihat rumah dimana ayahnya dilahirkan dan dibesarkan.
"Saya tiap ada acara di Bukittinggi pasti kesini. Ingat nenek, pak tuo, paman yang telah membesarkan syah dan mendidik ayah dari sini. Foto-foto masa kecil saya bersama ibu, kakak masih terpampang disini," ujarnya.
Halida menyebutkan, kakeknya Muhammad Jamil berasal dari ulama desa Batu Ampar perbatasan Agam dan lima puluh kota,sedangkan neneknya Saleha dari Bukittinggi. Bung Hatta dididik sedari kecil dengan baik sekali oleh keluarga, ibarat pepatah "Alam Takambang jadi guru" termasuk pamannya yang menurunkan ilmu ekonomi seperti praktek berniaga.
Kepala Perpustakaan Nasional ( Perpusnas) E. Aminudin Aziz, mengaku terkesan dan sangat mengapresiasi kunjungannya ke rumah proklamator Bung Hatta, seperti ruang khusus kamar belajar bung Hatta yang terletak diruang paling depan.
"Kita lihat koleksi foto-foto keluarga, bung Hatta dari kecil menjelang remaja dan dewasa. Rumah ini sangat mengapresiasi, ini menunjukkan kegigihan pribadi Bung Hatta yang luar biasa," ungkapnya.
Lebih lanjut Aminudin menerangkan, perihal Literasi yang diadakan, Bung Hatta adalah tokoh yang sangat hobi membaca buku (literat) berharap kita semua khususnya generasi muda bisa melihat ke rumah museum ini secara langsung apa yang menjadi koleksi disini, dan mempelajari apa kira-kira yang menginspirasi bagi kontribusi kedepan dalam membangun literasi bangsa ini.
Malam kesenian Bukittinggi Orchestra
![]() |
Wawako Ibnu Asis dampingi Ketua Yayasan Proklamator Bung Hatta dalam menerima master lsgu baru " Inyiak Hatta" Cipt El Mitos dari pengurus PARPRI Bukittinggi |
Hadir Wakil Wali Kota, Ibnu Asis, Ketua umum Yayasan Proklamator Bung Hatta, anggota Yayasan Bung Hatta pusat dan DPC Bukittinggi, para Kepala sekolah dan guru se Bukittinggi serta tamu undangan lainnya. Sedangkan putri proklamator, Meutia Hatta berhalangan hadir karena baru 2 hari ini menghadiri acara di Bukittinggi, beliau mengucapkan testimoni lewat video yang ditampilkan dilayar panggung.
![]() |
Bukittinggi Orkestra |
Dalam sambutannya, Ketua umum Yayasan Bung Hatta, Maizar Rahman, menuturkan, selaku pimpinan pelaksana acara, apresiasinya kepada pagelaran Bukittinggi Orchestra sangat menginisiasi membudayakan kembali Lagu- lagu nasional yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa dan patriotisme, serta ucapan terimakasih atas dukungan Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias dan semua stakehoder tang telah mendukung acara ini.
"Semoga keberadaan Bukittinggi Orchestra dapat menjadi kebanggaan dan potensi bagi kaum muda dan sebagai destinasi wisata. Berharap Bukittinggi Orkestra bisa melahirkan karya-karya yang berstandar nasional bahkan Internasional," harapnya.(**)
Pewarta : Khairunas
Editor/ Foto : Nasrun