Tidak merasakan sakit lagi, Sefya Gadis Penderita Kanker Payudara sudah bisa tersenyum, Terimakasih Bunda Lisda

Canang Pessel
0



Pesisir Selatan-- Sefya Ramadani penderita kanker payudara yang sempat terhalang biaya untuk berobat, Pasalnya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pasisia Rancak yang dibiayai oleh Pemkab Pessel telah di non aktifkan sekarang sudah bisa tersenyum lantaran cepat tanggapnya Lisda Hendrajoni.


Sefya Ramadani kelas dua SMAN 2 Lengayang sudah bisa tersenyum kembali karena sudah dalam masa pemulihan setelah menjalani operasi kanker payudara Selasa (8/10) lalu di Rumah Sakit (RS) Bhakti Kesehatan Masyarakat (BKM) Sago Kecamatan IV Jurai.


Putri bungsu tiga bersaudara pasangan Eti Dewita 47, dengan Samsuardi (alm) itu merupakan keluarga miskin yang sebelumnya sempat selama 1 bulan terlantar di rumahnya karena tidak mendapatkan pelayanan medis dari penyakit yang dideritanya.


Pasalnya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pasisia Rancak yang dibiayai oleh Pemkab Pessel telah di non aktifkan. 


Upaya perpanjangan yang dilakukan Eti Dewita sempat mengalami jalan buntu, walaupun sudah minta pertolongan kepada banyak pihak, bahkan kepada Petugas Sosial Masyarakat (PSM) sendiri, tapi hasilnya cuma hisapan jempol dan hampa belaka. 


"Namun semua itu telah berlalu setelah derita yang dialami anak saya ini muncul di berbagai media dan menimbulkan keprihatinan banyak pihak, terutama sekali dari Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni," kata Eti Dewita ketika dikunjungi wartawan Kamis (10/10) di ruang Merak 1 lantai 3 RS BKM Sago tersebut.  


Kepada awak media dia menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kepedulian kepada anaknya.


"Sebab dalam kondisi bingung, cemas dan sedih, pertolongan yang tidak saya duga datang dari orang-orang baik dan langsung menjemput anak saya ke rumah untuk berobat ke rumah sakit," ujarnya.


"Alhamdulillah anak saya sekarang tidak lagi merasakan sakit setelah menjalani operasi dua hari lalu di rumah sakit ini. Saya bahagia karena anak saya sudah bisa kembali tersenyum dan tidak lagi menangis menahan sakit seperti sebelumnya," aku Eti.

 

Dijelaskan Eti lagi bahwa anaknya pada Kamis (10/10) ini direncanakan sudah dibolehkan pulang ke rumah oleh dokter, sebab operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar.


"Kalau tidak ada kendala, rencananya hari ini anak saya sudah boleh pulang oleh dokter, selang infus sudah dibuka karena Sefya telah bisa makan dan tidak lagi merasakan  sakit. Tangan sebelah kirinya yang selama ini tidak bisa diangkat, sekarang juga sudah normal dan kembali bertenaga," ungkapnya.


Perasaan senang dan bahagia itu juga terlihat jelas di wajah Sefya saat menerima kunjungan awak media.


Dia mengaku sudah rindu ingin kembali ke sekolah dan bertemu dengan teman-temannya untuk belajar bersama.


"Tadi teman-teman saya juga ada yang menelpon dan menanyakan kondisi saya. Karena sudah membaik dan tidak lagi sakit seperti dulu, sehingga mereka juga merasa senang. Melalui kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Bunda Lisda Hendrajoni bersama tim yang telah bergerak cepat membawa saya ke rumah sakit," ungkapnya.


Terimakasih itu juga dia sampaikan kepada Kepala Dinas Sosial Pessel, Wendra Rovikto, yang juga cepat tanggap mengusulkan pengaktifan kartu BPJS nya walau dengan status mandiri.


"Sebab dengan kembali aktifnya kartu BPJS ini, saya tidak akan mengalami kesulitan lagi untuk kontrol berobat pasca operasi. Oya, terimakasih ini juga saya sampaikan kepada Bapak Jufri Nata, Panungkek Datuak Rajo Idin, serta berbagai pihak lainnya yang tidak bisa sebutkan satu persatu," ujarnya.


Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Agustina Ramadani, ketika dihubungi di ruang kerjanya Kamis (10/10) menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya sudah berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui program BPJS yang didanai oleh APBD kabupaten dan sharing provisi.


"Namun akibat kurangnya koordinasi pihak BPJS dalam melakukan penonaktifan kartu karena alasan enam bulan tidak difungsikan oleh masyarakat sesuai peruntukan, menimbulkan kekecewaan sebagaimana dialami oleh Sefya Ramadani," katanya.


Dia menjelaskan bahwa terkait kasus yang dialami oleh Sefya Ramadani itu, pihaknya sudah meminta penjelasan kepada pihak BPJS Pessel.


"Dari penjelasan yang saya terima, kartu BPJS itu di off kan oleh BPJS karena tidak difungsikan selama enam bulan sesuai tujuan peruntukan. Oleh BPJS dilakukan pemindahan kepada masyarakat lainnya yang dinilai butuh. Nah, ini semestinya dikoordinasikan kepada Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk diberitahukan kepada masyarakat melalui pemerintahan nagari agar tidak menimbulkan persoalan," ungkapnya.


Agustina juga menjelaskan bahwa dengan sistem pemindahan itu, sehingga jumlah alokasi penerima rentang per tahun pemegang kartu BPJS tidak terjadi pengurangan ataupun penambahan.


"Perlu juga saya jelaskan disini bahwa jumlah penduduk pemegang kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2024 ini di Pessel sebanyak 459.117, dari 524.608 jumlah penduduk Pessel. Berdasarkan jumlah itu maka capaian Universal Health Coverage (UHC) Pessel baru sebesar 87,52 persen," katanya.


Dijelaskan lagi bahwa dari jumlah itu, maka total premi APBD tahun 2024 ini yang dialokasikan untuk JKN di Pesisir Selatan sebesar Rp 35.092.861.247.      


"Angka ini tidak terjadi Silpa karena pola pemindahan yang dilakukan oleh pihak BPJS tadi," jelasnya.


Lebih jauh dijelaskan bahwa untuk mengoptimalkan pengguna BPJS, maka prioritas penggunaan diutamakan kepada yang membutuhkan dengan asumsi 6 bulan tidak menggunakan di usia produktif dengan cara dialihkan kepada yang meminta. 


"Sefya merupakan pasien yang sebenarnya belum pernah melakukan pengobatan.  Dan diketahui indikasi kanker dari hasil berobat secara pribadi," tutupnya.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top