Jamalus Anggota DPRD Pessel Tuntaskan Ranperda Pajak dan Retribusi Daerah, Begini Penjelasannya

Canang Pessel
0



PAINAN – Pembangunan ditingkat daerah akan berkembang dengan pesat bila berbagai sumber daya yang dimiliki dapat dikelola dengan baik. Sebab sumber daya itu bisa meningkatkan pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk pembangunan diberbagai sektor.


Karena pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan yang bisa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah, sehingga daerah perlu memiliki payung hukum dengan cara menetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut, termasuk juga di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).


Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi I DPRD Pessel, Drs Jamalus MM, selaku ketua Panitia Khusus (Pansus) I Ranperda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Senin (6/11).


Dijelaskannya bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah sehingga dapat mewujudkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.



“Ini saya sampaikan karena melalui Perda ini, daerah dapat mengatur distribusi dan mengalokasikan peruntukan pajak dan retribusi. Sehingga semua masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dapat merasakan manfaat dari hasil pemungutan pajak dan retribusi tersebut,” jelasnya.


Ditegaskannya bahwa sesuai undang-undang Nomor 1 Tahun 2022, pasal 94 tentang hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pemerintah kabupaten (Pemkab) perlu menetapkan Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut.


“Berdasarkan deadline, Perda ini sudah berlaku mulai Januari 2024 sebagai payung hukum bagi daerah. Kalau tidak siap, maka pajak dan retribusi tidak dapat dilakukan. Bila dilakukan juga, maka itu dianggap ilegal. Berdasarkan hal itu, sehingga kami bersama anggota Pansus I telah menuntaskan Ranperda Pajak dan Retribusi Daerah ini sebagaimana penandatanganan persetujuan bersama yang telah kita lakukan dengan pihak eksekutif pada tanggal 16 Oktober 2023 lalu. Sekarang Perda ini telah dikirim ke Gubernur Sumbar melalui Bagian Hukum Sekda Kab Pessel untuk mendapatkan registrasinya,” terang Jamalus.


Sebagaimana diketahui, Perda Pajak Daerah dan Retribusi Daerah itu kata Jamalus, menggabungkan beberapa Perda yang sudah ada menjadi satu.


“Makanya dalam Perda itu banyak perubahan karena ada yang dihilangkan, dan ada pula yang baru. Misalnya retribusi yang lama 33, menjadi 18 retribusi. KIR, perizinan trayek, dan retribusi terminal tidak boleh dipungut lagi. Ini bertujuan agar Perda ini tidak lagi membebani masyarakat. Namun kita tetap berusaha untuk mencari pemasukan untuk menambah PAD,” ujar wakil ketua Fraksi PKS itu lagi.


Diterangkan Jamalus salah satu yang menambah PAD itu adalah dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). Dimana dari pengurusan itu, 66 persen langsung masuk ke Kas daerah.


“Kalau selama ini daerah dari PKB dan BBN-KB hanya memperoleh Dana Bagi Hasil (DBH) sebagaimana ditetapkan provinsi, dengan Perda Pajak dan Retribusi Daerah ini, maka uangnya langsung masuk ke kas daerah sebesar 66 persen dari biaya yang dikenakan. Ini jelas akan mendongkrak PAD Pessel di masa datang,” tutupnya.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top