Jalan Setapak ( Esai Bersambung Ekslusive)

0
                         Jalan Setapak


Sijunjung, CanangNews.com - Sabtu, seperti biasa pagi sebelum subuh saya bangun bersih-bersih kemudian berangkat menuju masjid kalau tidak hujan, pulang dari masjid saya lansung pakai pakaian sekolah.


Jam 07.00 pagi saya berangkat menuju sekolah setelah minum segelas kopi dan 2 potong roti setelah pulang dari sholat subuh. Setelah pulang dari sekolah barulah saya siap-siap pulang ke rumah.


Mengigat karena cuaca yang mendung hari ini saya memilih jalan pintas saja agar lekas sampai rumah. Dalam perjalanan saya lihat spido motor saya ini cukuplah untuk perjalanan, karena tidak ada yang jual minyak sepanjang jalan yang saya lewati.

               Sawah Hijau Membentang


Jalan kali ini berbeda dari jalan-jalan biasa yang saya tempuh, hanya ada satu dan dua orang saja yang berpapasan dalam perjalanan saya selebihnya hanya ada pohon karet, sawit dan sawah tidak ada rumah yang ada hanya pondok-pondok kecil tempat istirahatnya para petani di sawah.


Dalam perjalanan kali ini saya lebih hati-hati karena saya akan melewati kebun sawit serta banyak sungai-sungai kecil yang memotong badan jalan, biasanya di sungai kecil itulah saya berhenti sejenak untuk mencuci muka, tangan dan kaki serta membersihkan kendaraan saya dari lumpur.


Kadang juga kalau sudah masuk waktu saya berwuduk di sungai itu, setelah bertemu surau saya lansung saja sholat dan menjamak sholat karena perjalanan saya dalam madzhab Imam Syafii sudah masuk kategori boleh jamak dan qashar, jaraknya sudah 80-110 KM.


Ketika sampai di jalan setapak ini setelah melewati perkebunan sawit yang luas mendaki dan menurun saya ambil foto ini untuk saya abadikan di sampingnya ada sawah yang membentang luas, dari kejauhan saya lihat ada para petani duduk di pondok kecil.


Ini perjalanan menuju rumah masih jauh kurang lebih ada sekitar 2 garis bensin lagi kembali saya lihat spido motor saya alhamdulillah masih sampai. Lanjutkan perjalanan tiba-tiba saja saya melihat ada beberapa ekor beruk liar yang mencongkong saja di tepi jalan.


Hmmm...tanpa rasa takut saya bunyikan klason panjang kendaraan saya untuk mengusirnya namun ia tak bergerak, ia hanya melihat saja barangkali itu tanda ia mengizinkan saya lewat, saya selamat, dalam hati "kita sama-sama makhluk Tuhan ya wuak".


Itulah perjalanan ada suka dan dukanya, rasa lapar, haus, kantuk, bahkan ketakutan semua itu adalah aksesoris perjalanan nikmati saja akhy, pada akhirnya kita akan sampai juga dan yang perlu diingat bahwa satu kesulitan ada dua kemudahan setelahnya.


Saya yakin dan percaya hal itu karena itu janji Tuhan dalam kalam sucinya yang diulang-ulangNya sebanyak 2 kali dalam surat al-Insyirah ayat 5 dan 6. Akhir perjalanan ini ada sedikit pelajaran yang dapat saya jadikan I'tibar.


Setiap perjalanan ada resikonya mau jalan setapak dua tapak maupun jalan raya, lebih baik saya bertemu beruk dalam perjalanan tapi memiliki sifat manusiawi, dari pada bertemu manusia tapi memilki sifat tidak manusiawi canda ya 😁😁.


Pardi Syahri, S.PdI.CanangNews Freelance Writer


Jalan setapak ( TJP/Pardi Syahri)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top