Empat Santri Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Dikukuhkan Jadi Tuanku

0

VII Koto, CanangNews -- Empat orang santri kelas tujuh atau tamat Madrasah Aliyah Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, dikukuhkan sebagai tuanku, Rabu (5/8/2020). Bersamaan dengan itu 16 orang santri Madrasah Tsanawiyah menerima ijazah.

Pengukuhan yang disaksikan Wagub Sumbar Nasrul Abit yang diwakili Kadis Pariwisata Novrial, Bupati Ali Mukhni, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Dr H Helmi MAg beberapa Anggota DPRD Padang Pariaman serta tamu undangan lainnya itu berlangsung dengan amat sakral. 

Acara diawali dengan petatah-petitih antara perwakilan orangtua santri yang dikukuhkan dengan Buya H Marzuki Tuanku Nan Basa, H Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dan H Zainuddin Tuanku Bagindo Basa; masing-masing sebagai pimpinan dan pengasuh Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan dan Lubuk Pua.

Petatah-petitih atau berunding adalah bagian terpenting dalam sebuah acara bernuansa agama dan adat di negeri ini. "Warih bajawek pusako batarimo. Sudah berbilang hari, bulan dan tahun anak kemenakan kami mengaji di pesantren ini, rasanya patut diberikan gelar oleh gurunya, sebagai langkah untuk pengabdiannya yang panjang di tengah masyarakat nantinya," ujar perwakilan orangtua santri kepada  pimpinan pesantren.

Santri yang dikukuhkan Dedi Suhandi bergelar Tuanku Sidi Malin, berasal dari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayutanam; Ahmad Jamal bergelar Tuanku Bagindo Hafidz berasal dari Padang Toboh Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis; Hasan Saputra bergelar Tuanku Sidi berasal dari Tandikek, Kecamatan Patamuan serta Arif Ramadhan bergelar Tuanku Bagindo berasal dari Sikabu Ulakan.

Kepada mereka, Buya Ahmad Yusuf Tuanku Sidi berpesan supaya terus menggali dan mendalami ilmu. "Ini bukan perhentian, tetapi awal pengabdian sebagai langkah untuk mengabdi di tengah masyarakat. Apalagi yang namanya rukun 13 kampung masih belum matang," ujarnya. 

Kepada para orangtua dan undangan yang datang, ia mengajak untuk menyapa keempat santri  tersebut sesuai gelar masing-masing, baik di pasa nan rami maupun di labuah nan golong, gelar yang barusan dikukuhkan  kepada mereka. 

"Ketek banamo, gadang bagala, merupakan kelaziman kita selaku orang Minangkabau. Hal itu tidak saja terjadi di kalangan kaum adat, tetapi juga terhadap santri yang sudah  menamatkan pendidikan di surau yang sekarang disebut pesantren," katanya lagi.
Pelopor hidup bersih dan sehat

Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni pada kesempatan itu memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kelangsungan acara itu. Dengan semangat yang luar biasa, secara pribadi dia menyumbang ke pesantren Rp5 juta. 

"Atas nama pemerintah, kita mengajak Pesantren Madrasatul 'Ulum sebagai garda terdepan dalam pola hidup bersih dan sehat. Sebab, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan bagian terpenting dalam upaya melawan virus corona yang tengah mewabah di negeri ini," katanya.

Kemudian, ulas Ali Mukhni, dengan adanya acara ini pesantren telah berpartisipasi banyak di tengah masyarakat dalam pembangunan sumberdaya manusia. Apalagi, pesantren melahirkan kader-kader yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlakul kharimah.

Kakan Kemenag Helmi menyebutkan, santri saat ini telah banyak yang berkiprah di berbagai level kehidupan. Bahkan, tanpa melalui pendidikan paket, santri bisa melanjutkan jenjang pendidikan tinggi. 

"Santri telah dapat perlakukan khusus. Sejak beberapa tahun belakangan, setiap 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri," ujarnya.

Khusus Ponpes Madrasatul 'Ulum, ada kadernya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). "Ini sungguh luar biasa. Tinggal bagaimana komunikasi yang bagus dalam kemajuan pendidikan, ini bisa dibicarakan secara bersama dengan anggota dewan," katanya lagi. 

Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman Tuanku Afredison yang mewakili tokoh masyarakat mengajak Kemenag untuk lebih serius memperhatikan lembaga pesantren. "Saya dan kawan-kawan anggota dewan siap dengan berbagai cara untuk menyuarakan kepentingan pesantren, agar bisa bersama-sama membangun daerah ini," ungkapnya.

Kadis Pariwisata Sumbar Novrial menyampaikan terima kasih kepada pihak pesantren yang telah memberikan baktinya di tengah masyarakat. "Walau bagaimanapun, dunia sekarang bersaing lewat pendidikan. Sebagai lembaga tertua, pesantren telah banyak melakukan langkah positif dalam pembangunan akhlakul kharimah," ujar dia. 

Sedangkan 16 santri yang menerima ijazah Madrasah Tsanawiyah; Adi Putra berasal dari Koto Sinyamu, Kabupaten Dharmasraya, Muhammad Dani dari Singgalang, Tanah Datar, Ferdi dari Koto Bangko, Provinsi Jambi, Andre Nanda dari Duri, Provinsi Riau, Ahmad Albar, Bambang Parmadi dari Sawahlunto, Ahmad Dani dari Padang Toboh Ulakan, Dedi Saputra dari Sawahlunto.

Berikutnya, M. Gani Yulhamidi dari Kayutanam, Muhammad Rizal dari Medan, Sumatera Utara, Gebi Lesmanto dari Dharmasraya, Muhammad Arif dari Sawahlunto, Muhammad dari Tandikek, M. Adnan Syafei dari Bekasi, Jawa Barat, Nofril Aldo dari Padang Toboh Ulakan, dan Rendi Saputra dari Koto Salak, Dharmasraya. (AD/ZT)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top