Agam, -Seorang pegawai kontrak di Puskesmas Baso Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, MY (26 tahun) dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa.
MY dinyatakan sembuh setelah dikarantina di BPSDM Provinsi Sumbar Indarung, Padang dua minggu. Kemudian disuruh pulang pada tanggal 20 Mei 2020 setelah keluar test swab menunjukkan hasil negatif.
Dari keterangan MY gadis asal Jorong Sungai Janiah Baso itu saat dikonfirmasi via ponsel, Rabu (10/6) di Lubuk Basung mengatakan bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19 pada tanggal 6 Mei 2020 lalu.
Ia menjelaskan bahwa waktu itu tim Dinas Kesehatan Kabupaten Agam melakukan pengecekan kesehatan bagi seluruh pegawai di lingkungan Puskesmas Baso. Karena, salah seorang pasien yang sering berobat di puskesmas tersebut positif Covid-19.
Dalam wawancara singkatnya, ia berbagi pengalaman agar dapat menjadi motivasi dan membangkitkan semangat pasien lainnya. Serta pesan yang disampaikan kepada masyarakat agar tidak mendiskriminasikan pasien yang sembuh dari Covid-19.
Menurutnya, pasien Covid-19 sangat membutuhkan dukungan mental dan spiritual dari orang-orang terdekat.
“Jangan malah dijauhi ataupun ditakut-takuti. Kalau mental kita sudah down bisa memperparah keadaan,” jelasnya.
Selama dirawat, Ia selalu mengikuti seluruh petunjuk dokter dan tenaga medis. Namun, diakuinya, dirinya sempat ketakutan apalagi di hari pertama divonis positif corona sehingga dirinya berkurung di dalam kamar sampai tim medis menjemput ke rumah untuk melakukan karantina.
Namun, berkat dorongan dan motivasi pihak keluarga akhirnya muncul semangat untuk memerangi virus corona melalui ikhtiar dengan cara menerapkan protokol kesehatan selama dikarantina, seperti berolahraga, memperbanyak makan sayur, buah dan vitamin agar daya imun tetap terjaga.
Tanpa menanggalkan iman didada, Ia selalu meningkatkan nilai ketakwaan kepada Yang Maha Kuasa. “Saya mengaji dan memperbanyak shalat sunat. Tiap waktu saya terus berdo’a agar diberi kesembuhan. Alhamdulillah saya sudah sembuh dari virus corona,” katanya.
Berikan Semangat dan Apresiasi, Bukan Didiskriminasikan
MY juga meminta agar seluruh lapisan masyarakat merangkul dan memberikan semangat kepada pasien yang sudah sembuh, dengan begitu, jelasnya, akan mengembalikan rasa kepercayaan diri mereka kembali.
“Bukan dengan cara memberikan sanksi sosial atau mendiskriminasikannya,” ucap MY dengan nada sendu.
Prilaku yang sama juga diharapkan wanita bergelar SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) itu bagi tenaga medis maupun relawan Covid-19.
“Mereka adalah garda terdepan, oleh sebab itu jangan kucilkan. Saya dengar di luar sana ada kasus seperti itu. Seharusnya kita berikan apresiasi kepada mereka,” pintanya lagi.
Terakhir, dipenghujung wawancara, MY meminta kepada Pemerintah Daerah untuk memberikan pemulihan secara psikis bagi pasien-pasien yang sembuh dari Covid-19. (BJR)