Indra Catri : Pertanian Jadi Katup Pengaman Covid-19
April 29, 2020
0
AGAM, -Ditengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Bupati Agam Dr. Indra Catri meminta aktifitas pertanian tidak boleh berhenti berproduksi. Demikian disampaikannya kepada awak media saat meninjau langsung aktifitas petani di Kecamatan Sungai Pua, Selasa, (28/4).
Ditegaskannya, pelaku pertanian harus dijaga dan dilindung agar tidak terdampak terlalu besar oleh Covid-19. Selain sebagai penyedia kebutuhan pangan juga harus disadari bersama bahwa saat ini sektor pertanian sesungguhnya juga berperan sebagai jaring pengaman sosial (social safety net) sekaligus katup pengaman menghadapi Covid-19.
“Pelaku pertanian harus diselamatkan, karena jika pandemi ini terus berlanjut maka sektor pertanian dapat membuka lapangan pekerjaan baru, menampung limpahan dari sektor lain”, jelasnya.
Menurut Indra Catri, walau bagaimanapun akan terjadi pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Agam secara drastis. Pandemik covid-19 benar-benar meluluh lantakan sektor perdagangan dan jasa secara signifikan. Konsekuensinya akan banyak masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaan. Akan ada limpahan tenaga kerja yang tidak terserap pada sektor sekunder (perdagangan/industri) dan tersier (jasa) ke sektor premier (pertanian).
Saat ini sektor pertanian merupakan lapangan usaha bagi 35 persen masyarakat di Agam. Sedangkan sektor lainnya seperti industri dan perdagangan sebanyak 23 persen, serta sektor jasa 43 persen. Jika pandemi covid berlangsung dalam tiga bulan kedepan, diperkirakan akan ada pertambahan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian menjadi 40 sampai 45 persen. Bila berlanjut terus menjadi enam bulan kedepan, sektor industri perdagangan dan jasa akan terdampak lebih besar lagi, sehingga diperkirakan pelaku usaha di sektor pertanian meningkat menjadi 50 sampai 60 persen.
“Artinya, struktur ekonomi yang relatif maju yang kita nikmati beberapa tahun belakang ini akan bergeser kembali ke sektor primer seperti halnya kondisi pada tahun 2015, bahkan bisa seperti kondisi pada tahun 2010. Agam akan kembali kepada ekonomi sub sistem (premier) atau aktivitas perekonomian lebih banyak hanya melayani dan mencukupi kebutuhannya sendiri”, jelasnya.
Karena beratnya beban sektor pertanian Agam dimasa depan Indra Catri berharap agar seluruh pemangku kepentingan memberikan perhatian lebih terhadap keselamatan petani dan kegiatan pertanian. Sektor pertanian Agam kedepan dapat diibaratkan seperti seorang ibu “single parent” yang harus berjuang menghidupi keluarga serta membesarkan anak-anaknya dalam kondisi yang serba sulit.
Karena itu kembali Indra Catri mengulang bahwa kegiatan pertanian tidak boleh terhenti dan harus dilindungi. Harus ada strategi penyelamatan yang perlu diambil. Beberapa diantaranya sudah diterapkan, beberapa lainnya tengah dirancang dan akan segera dilaksanakan.
Pertama, adalah menjamin stabilitas harga komoditas pertanian. Apabila terjadi “permainan harga” dipasaran pemerintah harus hadir melerainya, antara lain dengan cara membeli hasil panen masyarakat. “Badan Usaha Milik Nagari (BumNag) telah dan akan terus kita gerakan agar berperan aktif membeli hasil pertanian masyarakatnya”, tutur Indra Catri.
Kedua, penyuluh pertanian lebih diaktifkan lagi, terutama memberikan pendampingan dan mengawal agar agar petani bekerja secara benar dan sektor pertanian tetap berproduksi. Harapannya ketersediaan bahan pangan tetap tercukupi.
Sejalan dengan itu, petani juga perlu dibantu dan dijamin agar dapat memperoleh sarana produksi (saprodi) pertanian secara lebih mudah dan tepat waktu khususnya pupuk bersubsidi, benih dan alat mesin pertanian (alsintan). Dalam melaksanakan aktifitasnya, para petani dibimbing dan diingatkan terus agar senatiasa siaga dalam menjaga kesehatan.
“jangan ada yang mengantarkan corona ke lahan pertanian dan jangan ada yang menjemput corona ke tempat lain. Kita akan terus pantau dan pastikan agar petani kita dalam bekerja tetap memperhatikan protokol kesehatan terutama dengan memakai masker dan jaga jarak”, ujar Indra Catri.
Selanjutnya Bupati Agam juga menambahkan bahwa akan meminta pihak perbankan agar lebih friendly dan servicable dalam melayani kebutuhan petani, misalnya dengan cara mempermudah proses pengurusan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan merestrukturisasi tunggakan ataupun hutang petani dengan memberikan penangguhan pembayaran.
“ jangan ada lagi urusan yang berbelit-belit, pakai lama, dan panjang-lebar. Kalau perlu antarkan layanannya ke rumah-rumah petani seperti para relawan mengantarkan bantuan ke rumah-rumah penduduk”, tutur Indra Catri.
Langkah penyelamatan lainnya adalah terus menggelorakan “Agam Menyemai”. “Nan di laman untuak dimakan, nan di parak bawa ka pakan”. Sawah, ladang, dan kebun terus digenjot produksinya tapi jangan lupa memanfaatkan halaman atau pekarangan rumah, antara lain dengan menanami tanaman produktif seperti sayuran dan buah-buahan yang cepat panen dan menghasilkan. “ bergegaslah mari kita ciptakan sumber gizi dimana-mana, apalagi saat ini sangat dianjurkan mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan sebagai salah satu upaya meningkatkan kekebalan tubuh”, tukas Indra Catri.
Indra Catri juga mengingatkan agar petani tidak menjual semua produksi atau hasil panennya. Hemat dan “berkulimat” sebelum habis, sisakan juga cadangan pangan untuk keluarga, karena diperkirakan menjelang lebaran akan terjadi surplus beras dan jagung serta bahan pangan lainnya.
“Sekali lagi petani dan kehidupan pertanian harus kita pandang dan posisikan bersama sebagai katup pengamanan dan jaring pengaman sosial kehidupan masyarakat di Kabupaten Agam”, tutup Indra Catri. (BJR)
Tags