PADANG, CanangNews - Mendidik dan mengajari anak-anak agar mampu menjadi penghafal (hafizh) Al+Qur'an tidaklah mudah. Terlebih usia mereka dalam masa-masa senang bermain. Tidak sama dengan mengajar siswa SD atau SLTP.
Walikota Padang mengungkapkan hal itu melalui Camat Padang Selatan Teddy Antonius SSTP ketika menghadiri acara Tasyakuran (Wisuda) Angkatan II Rumah Tahfizh Ansharullah 1, 2 & 3 Juz di Rawang Timur, Kelurahan Rawang, Ahad 24 Jumadil Awal 1441. Kegiatan itu dihadiri Lurah Novandi Amir SH, para orangtua wisudawan dan tokoh masyarakat.
Apalagi jika orangtua sekadar menyerahkan anak-anak mereka tanpa mengimbangi dengan bimbingan di rumah, lanjut dia, pengelola serta ustadz dan ustadzah rumah tahfizh semakin sulit mendidik mereka.
"Namun, kita bersyukur, para orangtua santri Rumah Tahfizh Ansharullah sangat peduli terhadap pendidikan anak-anak kita," ujar Teddy.
Sebelumnya, Ketua Rumah Tahfizh Ansharullah, Muhammad Riza Harry Susanto SH, melaporkan, lazimnya wisuda ini dilakukan setelah santri hafizh 30 juz. Namun, tahun lalu, dilaksanakan tasyakuran yang pertama. Ini yang kedua.
"Kegiatan ini merupakan sarana untuk menyemangati anak-anak didik agar semakin giat belajar," ulas dia.
Ustadz Harry mengemukakan, pertumbuhan rumah tahfizh di Kota Padang sangat menggembirakan. Oleh karena itu ia meminta agar walikota dapat mempertemukan semua pengelola rumah tahfizh dalam suatu forum untuk selanjutnya dibuatkan regulasi di mana rumah tahfizh menjadi subtitusi atau mitra dari MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah - yang merupakan lembaga pendidikan nonformal bidang keagamaan yang secara khusus mengajarkan ilmu-ilmu agama - red).
"Dengan demikian, santri yang sudah belajar di rumah tahfizh tidak perlu lagi belajar di MDTA. Begitu pula sebaliknya. Artinya. sertifikat tanda hafizh dari rumah tahfizh dinyatakan berlaku sebagai syarat melanjutkan pendidikan," pinta anak muda kelahiran 30 Juni ini.
Permintaan itu, ulas Harry, dilatari pengalaman selama dua tahun mengelola rumah tahfizh, anak-anak atau para santri seperti tak punya cukup waktu karena harus belajar pula di MDTA selain di sekolah umum.
"Rumah Tahfizh Ansharullah saat ini mendidik 200 santri dan 14 santri balita. Sedangkan yang diwisuda 1, 2 & 3 juz saat ini sebanyak 47 santri," katanya lagi.
Pelaksanaan tasyakuran di bawah tenda besar berpendingin ruangan di halaman Rumah Tahfizh Ansharullah terkesan sangat khidmat. Terlebih ketika Ustadzah Zikriyah Laila Fitri melantunkan puisi panjang berisi gugahan, ajakan dan nasihat.
Dalam untaian puisinya, Zikriyah meminta para santri yang sudah diwisuda agar melangkah menemui ibu dan ayah masing-masing. lalu memasangkan mahkota ke kepala mereka. Namun, hingga berita ini dirilis, Zikriyah masih belum mengirimkan teks naskah puisi yang dia lantunkan. (Zakirman Tanjung)
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2891754534197115&id=100000877904671