Catatan Dr H Helmi
MAg *)
KATA sa'i secara bahasa berarti usaha. Bisa pula
dikembangkan maknanya menjadi berusaha dalam hidup, baik pribadi, keluarga
maupun masyarakat. Pelaksanan Sa'i antara Bukit Safa Dan Marwa melestarikan
pengalaman Siti Hajar (ibu Nabi Ismail As) ketika mondar-mandir antara dua bukit
itu untuk mencari air bagi dirinya dan putranya, di saat mereka kehabisan air
dan keringatnya pun kering di tempat yang sangat tandus dan tidak ada seorang
pun yang dapat dimintai pertolongan.
Nabi
Ibrahim As, suami Siti Hajar dan ayahanda Nabi Ismail As, tidak berada di
tempat. Nabi Ibrahim sedang berada di tempat yang jauh di Negeri Syam (Negara
Syiria sekarang).
Kasih-sayang
seorang ibu yang mendorong Siti Hajar untuk mondar-mandir antara Safa dan Marwa
sebanyak 7 (tujuh) kali. Jarak antara Safa dan Marwa sekitar 400 meter.
Sehingga Siti Hajar menempuh jarak hampir 3 km. Akhirnya Allah memberi nikmat
berupa mengalirnya air yang kemudian
dikenal dengan nama Zamzam.
Pada
peristiwa ini digambarkan bagaimana kasih-sayang seorang ibu kepada anaknya
yang harus menjadi teladan bagi kaum Muslimin. Sa'i memberi makna sikap optimis
dan usaha keras serta kesabaran dan tawakkal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kesungguhan yang dilakukan Siti Hajar dengan 7 kali perjalanan memberi makna
bahwa hari-hari kita yang berjumlah 7 hari dalam seminggu haruslah diisi dengan
usaha dan kerja keras.
Pekerjaan
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh itu sangat disenangi oleh Allah SWT. Dan,
hasil suatu pekerjaan akan berbanding lurus dengan amal usaha yang dilalkukan.
Dalam
ibadah umrah maupun haji pelaksanan sa'i dilakukan setelah tawaf. Tempat sa'i
tidak jauh dari pelataran tawaf, hanya sekitar 20 meter. Artinya masih dalam
Masjidil Haram. Sa'i dimulai dari Safa dan berakhir di Marwa sebanyak 7 kali.
Jamaah
yang melakukan sa'i menuturkan, meski berjalan kaki sekitar 3 km tetapi tidak
merasa lelah. "Rasanya kaki ini berjalan lancar dan badan ini terasa
ringan ketika berjalan mondar-mandir antara Safa dan Marwa," kata Pak Thalib,
seorang jamaah asal Kloter 16 Padang.
Itulah
salah satu keistimewaan ibadah haji. Jamaah datang memenuhi panggilan Allah
Yang Mahaagung, tentu Allah Yang Mahakuasa melindungi dan menolong mereka.
*) Pembimbing Ibadah Kloter 16 PDG, Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Padang Pariaman