Diguyur Hujan,Pesona Budaya Tabuik 2018Meriah

0



Advetorial Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Pariaman ---Puncak Hoyak  Tabuik Piaman tahun 2018 yang merupakan rangkaian dari seluruh prosesi kegiatan yang di mulai dari tanggal 11  sd 23 September  berjalan aman,lancar dan sukses meskipun puncak pesona Hoyak Tabuik diwarnai dengan hujan lebat namun tak mengurangi semangat anak Tabuik dan  para penari tari kolosal  dengan semagat menampilkan atraksinya didepan publik diujung muaro Gandoriah Pariaman pada Minggu 23 /9

Sebelumnya, prosesi tabuik telah berlangsung meriah dengan rangkaian acara yang telah dikemas oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan kota Pariaman agar acara yang digelar mulai dari prosesi tabuik mulai dari prosesi ma ambiak tanah sampaiTabuik  naik pangkek pada pagi harinya, prosesi hoyak tabuik antara tabuik pasa dan subarang hingga tabuik dibuang kelaut pada sore hari di Pantai Gandoriah Pariaman.
Meskipun diguyur hujan yang sangat lebat penampilan para pemain tari kolosal pada acara puncak tabuik 2018 ini tetap bersemangat hingga akhir penampilannya”, terang Eka Fitria penanggung jawab pertunjukan tari kolosal Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2018 ketika ditanya media  di Pantai Gandoriah Pariaman.
“Ini menandakan bahwa masyarakat Kota Pariaman dan wisatawan yang datang sangat antusias untuk mengikuti rangkaian acara puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman pada Tahun 2018 ini, buktinya masyarakat tetap bertahan meskipun ditengah derasnya hujan untuk menyaksikan tari kolosal yang kami sungguhkan ini”, lanjutnya.
Tari kolosal yang diperankan oleh kurang lebih 104 orang pemusik dan penari ini melibatkan pemain masing – masing dari sanggar yang ada di Kota Pariaman.
Sebelumnya, kata Eka, pada tahun kemarin kami hanya melibatkan pemain dari perwakilan siswa SMA/SMK Kota Pariaman yang telah diseleksi, tapi dalam proses latihan kami mengalami kendala dalam soal pemberian materi karya, karena rata – rata mereka tidak semuanya mempunyai basic seni terutama seni tari.
“Ini merupakan kesepakatan antara pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman dengan para pimpinan sanggar se–Kota Pariaman untuk dapat melibatkan anggota sanggar dalam karya tari kolosal tahun ini, dengan harapan agar hasil karya yang dicapai lebih mantap dan apik”, tukasnya.
Konsep tari kolosal tahun ini yang lebih menonjolkan kepada unsur – unsur yang ada pada prosesi tabuik itu sendiri, seperti halnya prosesi maambiak tanah sampai tabuik naiak pangkek hingga dibuang kelaut serta juga menampilkan tradisi bajamba dan  gerakan tari piriang, indang piaman dan juga silek minangkabau.
Eka berharap semoga seniman khususnya pelaku seni yang ada di sanggar maupun komunitas seni yang ada di Kota Pariaman dapat bersatu dan berpartisipasi pada iven tabuik selanjutnya, demi memajukan Pariwisata Kota Pariaman yang kita banggakan ini.
Sementara itu, Nadia selaku pemain tari kolosal yang berasal dari sanggar tampuniak mengatakan bahwa ia sangat senang karena diberi kesempatan untuk bergabung dalam karya tari kolosal yang ditampilkan pada acara puncak Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2018 ini.
“Ini merupakan pengalaman pertama bagi saya terlibat didalam karya tari kolosal pada iven yang sangat besar sekelas tabuik ini, karena iven tabuik sudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara”, ujarnya.
“Sebuah kebanggaan dan apresiasi yang sangat besar bagi kami, ditengah derasnya hujan para penonton masih tetap ramai dan setia menyaksikan penampilan kami hingga usai”, ungkap Nadia Mahasiswi UNP Padang tersebut.
Sesuai dengan ungkapan   orang pariaman saisuak  yang mengatakan, bahwa piaman tadanga langang batabuik mangkoe rami artinya pariaman terdengar lengang, karena tabuik  jadinya ramai, iven tabuik inilah yang dapat mendongkrak pariwisata yang ada di Kota Pariaman saat ini dengan ratusan ribu pengunjung tiap tahunnya.

Nadia berharap agar generasi muda ikut andil dalam melestarikan dan memajukan budaya dan pariwisata di Kota Pariaman.
“Semoga tradisi tabuik piaman ini tetap ada hingga nanti dan dapat dikenal oleh dunia sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan”, 

Tabuik Dibuah Kelaut.
Kemeriahan Puncak Festival Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman Tahun 2018 / 1440 H diramaikan ribuan masyarakat baik masyarakat Pariaman, daerah luar Pariaman dalam dan Provinsi Sumbar bahkan wisatawan mancanegara juga menyaksikan prosesi Tabuik  Dibuang kelaut  dikawasan Pantai Gandoriah Kota Pariaman, Minggu (23/9) sore.
Tabuik yang di hoyak dan dibuang kelaut tersebut adalah Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang yang disandingkan terlebih dahulu di Halaman Panggung Utama Pantai Gandoriah.
Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman dihadiri langsung Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata RI, Ni Wayan Giri Adnyani yang secara langsung memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan event Kalender Pariwisata Nasional ini ditengah-tengah hujan yang turun mengguyuri Pantai Gandoriah.
Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan ia sangat terpesona akan keindahan dari Tabuik Pariaman ini. Dan kedepan pihaknya melalui Kementerian Pariwisata RI akan mendukung penuh kebudayaan Tabuik yang sudah digelar sejak zaman dahulu kala.
" Karena Tabuik mampu memberikan sebuah daya tarik secara silaturrahmi bagi pengunjung untuk datang ke Kota Pariaman, baik itu perantau Pariaman diluar daerah maupun para wisatawan lokal dan mancanegara," ungkapnya.
Ia mengungkapkan kebanggaanya akan khasanah budaya Indonesia termasuk Tabuik, apalagi jumlah pengunjungnya yang mencapai puluh ribuan orang.
Walikota Pariaman, Mukhlis Rahman, dalam sambutannya menanggapi terkait banyaknya pendapat yang menyatakan bahwa Tabuik itu adalah perayaan syiah. Ia menyayangkan banyak pihak yang ikut juga berupaya merusak tradisi budaya lokal wisata masyarakat Pariaman ini yang bukan setahun atau dua tahun dilaksanakan, tapi sudah berpuluh-puluh tahun yang silam.
Ia menekankan Tabuik ini adalah Budaya, bukan sebuah ritual keagamaan seperti yang banyak dinilai oleh beberapa pihak diluar sana. Ia harapkan event kebanggaan masyarakat Pariaman ini makin lebih berkembang maju dan ramai dikemudian hari pada kepemimpinan pemimpin Pariaman berikutnya.
Karena lanjut Mukhlis, sudah sembilan tahun ia mengikuti dan menyaksikan perayaan Tabuik ini dan ini ditahun ke-10 diakhir kepemimpinannya pelaksanaan Tabuik.
" Pariaman sudah sejak dulu mengadakan event Tabuik ini, bahkan sewaktu saya menjadi Kepala Dinas Pariwisata Kab. Padang Pariaman sebelum berdirinya Kota Pariaman, Pemerintah hanya membantu biaya penyelanggaraan Tabuik ini senilai Rp. 5 juta, selebihnya panitia Tabuik yang mencarikan dana untuk pembuatan Tabuik," ujar Mukhlis.
Namun, lanjut Mukhlis, dengan berdirinya Kota Pariaman, dalam dua periode kepemimpinnya, Pemko Pariaman mampu menganggarkan event Tabuik ini secara penuh, karena Pemko Pariaman menyadari ini adalah sebuah event yang mampu mendongkrak popularitas Kota Pariaman dan menjadi sebuah nilai peningkatan ekonomi bagi para pedagang Kota Pariaman.
Terakhir, Mukhlis sampaikan ucapan maaf kepada seluruh warga Kota Pariaman karena pada 9 Oktober mendatang, ia akan mengakhiri masa tugasnya sebagai Walikota Pariaman dan akan tetap menjadi warga Kota Pariaman dan bersama-sama mendukung kemajuan Kota Pariaman yang kita cintai ini.(***)








Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top