Mataram, CanangNews – Didorong
rasa kemanusiaan melihat derita sesama saudara dan karena memiliki pengalaman
serupa, Bupati Ali Mukhni datang ke Lombok, rovinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
untuk mengantarkan bantuan PNS Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan masyarakat
Padang Pariaman, Sabtu (25/8/2018).
Bantuan sebesar Rp205 juta itu diperoleh dalam tiga hari mengumpulkan dari
PNS (pegawai negeri sipil) serta mitra kerja Pemkab Padang Pariaman, khususnya
di bidang pekerjaan umum.
"Saya telpon Dinas PUPR untuk mengajak rekanan untuk ikut menyumbang.
Alhamdulillah, disambut baik dan mereka ikut berpartisipasi aktif
menyumbang," kata Ali Mukhni didampingi Kabag Humas dan Protokol, Andri
Satria Masri dan Bendahara Bagian Kesra Setdakab Padang Pariaman, Romer
Makrius.
Sumbangan juga banyak datang dari tenaga pendidik yang dikumpulkan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman.
Bantuan itu diserahkan langsung Bupati Ali Mukhni kepada Sekretaris Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ir H Rosiady H Sayuti MSc PhD, di Posko Bencana
Gempa Bumi Provinsi NTB, di depan Gedung Sangkareang, disaksikan Asisten II
Setdaprov NTB Chairul Mahsul, Kasat Pol PP Lalu Dirjaharta MM serta Kabiro Umum
H Fathul Gani MSi.
"Alhamdulillah, semangat
saling membantu ternyata masih sangat tinggi di Padang Pariaman. Buktinya, tiga
hari kita bisa mengumpulkan dana Rp205 juta untuk disalurkan kepada saudara
kita yang terkena musibah di Lombok, NTB ini," ujar Ali Mukhni kepada
Sekdaprov NTB.
Kepada Rosiady, Bupati dua periode itu mengisahkan bagaimana gempa yang
terjadi di Sumatera Barat, khususnya di Padang Pariaman, Rabu 30 September 2009
silam.
"Dahulu kita juga pernah mendapat musibah gempa tahun 2009. Dari
berbagai sumber mengatakan bahwa kekuatan gempa yang melanda Sumbar tahun 2009
adalah 7,6 Skala Richter. Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang
paling parah mendampat dampak gempa," kisah Ali Mukhni.
Alhamdulillah, lanjut Ali Mukhni,
kondisi kita cepat pulih karena kita mendapat bantuan dari seluruh daerah di
Indonesia bahkan hampir 80 negara asing mengirimkan relawan dan bantuannya.
"Sekarang, kami melakukan hal yang serupa dengan cara membantu semampu
kami untuk saudara kami di Lombok ini," jelas Ali Mukhni.
Kemudian Ali Mukhni pun mengisahkan bagaimana penanganan pemerintah daerah
terhadap masyarakat terkena dampak gempa bumi. Ali Mukhni menyarankan kepada
masyarakat Lombok untuk mensiap siagakan lampu penerangan mandiri (senter)
mengantisipasi gempa yang terjadi malam hari dan penerangan listrik mati.
"Senter menjadi alat yang sangat dibutuhkan apalagi Lombok setiap saat
masih digoyang gempa. Pengalaman kami begitu dahulu," pesan Ali Mukhni.
Selama di Mataram, Ali Mukhni sempat melihat kondisi warga di Kota Mataram
yang banyak tinggal di tenda karena semua warga kuatir dengan gempa yang
terjadi setiap waktu.
Dia berharap agar masyarakat NTB yang terkena musibah dapat menghadapi
cobaan dengan tabah. Sebab dia yakin, cobaan bukti kuatnya iman masyarakat di
Lombok ini.
"Kita berharap, saudara-saudara kita di Lombok tabah dan mendapat
perhatian dari seluruh masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Menurut Sekda, psikologi warga memang agak terganggu dengan durasi gempa
yang selalu terjadi dalam jangka panjang. Terhitung sejak akhir Juli sampai
akhir Agustus, gempa dengan skala di atas 5 tetap terjadi.
Dari Pemprov NTB diperoleh informasi bahwa sudah 555 orang meninggal dunia
akibat gempa Lombok selama Agustus 2018. Korban meninggal tersebar di Kab.
Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok
Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat
2 orang. (H/ZT)