Pariaman.Canangnews---- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus
terus ditumbuhkembangkan di lingkungan warga agar terbebas dari penyakit.
Seringkali penyakit yang dialami warga akibat lingkungan yang tidak bersih.
Camat Pariaman Utara Ferry Ferdian mengungkapkan hal itu pada
pembukaan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih & Sehat dan Reproduksi Sehat,
Rabu (18/10/2017), di aula Kantor Desa Ampalu Kecamatan Pariaman Utara, Kota
Pariaman. Penyuluhan yang diselenggarakan Kantor Desa Ampalu menghadirkan
narasumber dari Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pariaman
Azrilla Dewita, SKM dan Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Kabupaten Padang
Pariaman Armaidi Tanjung. Penyuluhan diikuti 75 orang dari perangkat desa dan
warga yang mayoritas kaum ibu-ibu.
Menurut Ferry, adanya 13 kasus BDB yang ditemukan di Desa Ampalu perlu
menjadi perhatian masyarakat Ampalu untuk meningkatkan kebersihan lingkungan.
Melalui penyuluhan ini diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
lebih baik, kata Fery.
Kegiatan ini patut diberikan apresiasi. Dari 17 desa yang ada di Kecamatan
Pariaman Utara, Desa Ampalu satu-satunya yang mengadakan kegiatan penyuluhan
perilaku hidup sehat dan reproduksi sehat ini. “Ini patut menjadi perhatian
masyarakat agar dapat mengikutinya dengan baik,” kata Ferry.
Kepala Desa Ampalu Masrutin menyebutkan, penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih & Sehat dan Reproduksi Sehat ini sengaja diadakan melalui anggaran
desa. “Secara umum pembangunan fisik sudah baik di Desa Ampalu. Hanya saja yang
perlu mendapat perhatian adalah masalah sumber daya manusia masyarakat.
“Melalui penyuluhan ini pengetahuan dan wawasan warga akan lebih baik. Setelah
mengikuti penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
di masing-masing keluarga,” kata Masrutin.
Menurut Masrutin, merubah perilaku hidup sehat masyarakat memang tidak
mudah. Meski sudah dibangunkan tempat jamban (WC), namun masih ada ditemui
warga di tepi pantai yang buang air besar. “Mengatasinya tidak bisa hanya
seorang kepala desa, tapi warga lain pun diminta mengawasi warga yang ketahuan
buang jamban di kawasan pantai tersebut,” kata Masrutin menegaskan.
Sementara itu, Armaidi Tanjung menyebutkan, reproduksi sehat harus dimulai
dari keluarga. Reproduksi sehat harus dimulai dan dilakukan dengan
pasangan yang legal, resmi dan sah. Selain itu, reproduksi sehat diawali dengan
ikatan pernikahan setelah ijab kabul. “Perilaku berganti-ganti pasangan, free
seks, bukanlah perilaku reproduksi sehat,” kata Armaidi yang juga wartawan ini.
Menurut Armaidi, kalau dulu orang merantau ke negeri orang, ke
kampung yang dikirimkannya adalah wesel, uang. Tapi sekarang orang merantau
tidak hanya uang yang dikirimkan, tapi penyakit pun sudah dikirimkan pula ke
kampungnya.
Ketika mencari menantu, yang diharapkan adalah orang sukses dan kaya di
rantau orang. Setelah proses pertunangan dan pernikahan selesai, kemudian
pasangan tersebut mendapatkan anak. Suatu hari anaknya sakit. Setelah
diperiksa, anaknya terjangkit HIV. Selidik lebih lanjutnya, dari keterangan
dokter, ternyata sang ayah (suami) terjangkit HIV. Ternyata sebelum menikah,
sang suami sudah jajan kemana-mana. Tanpa sepengetahuan suami, dirinya sudah
terjangkit HIV, kata Armaidi menambahkan.(J/ty)