Galombang Canangnews --- Salah satu Prosesi dalam
pembuataan Tabuik Piaman, ialah Prosesi Maatam, kegiatan ini dilakukan untuk
mengenang kematian cucu Nabi Muhammad yaitu Hasan dan Husain, yang biasanya,
prosesi ini dilakukan setelah shalat zuhur.
Maatam dilakukan dengan cara
mengelilingi daraga dengan membawa panja yang berisikan loyang serta
melemparkan beras kuning ke arah daraga sebanyak 8 kali putaran.
Menurut syarifuddin(65) kegiataan maatam
ini dilakukan setiap tahun dan termasuk ke dalam kegiatan prosesi pembuatan
tabuik yang bertujuan untuk mengenang kematian hasan dan husain, cucu Nabi
Muhammad, dalam keterangannya pada Prosesi Maatam dirumah Tabuik Subarang, Rabu
(27/9).
Bukan hanya masyarakat lokal yang sangat
antusias terhadap prosesi tabuik piaman, melainkan juga wisatawan dari
mancanegara.
Pada saat kegiatan Maatam dilakukan,
juga terlihat wisatawan dari jepang yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut.
Ohata Kimmino (25) dan Izumi Shimana (21) mengaku mereka sangat senang dan
antusias dengan acara ini dan juga ingin memperkenalkan budaya tabuik ini ke
negaranya.
Mereka sendiri mengaku sedang menjalani
program Nihon Go Patners, Gelombang 8 Japan Foundation yang tujuannya membantu
mengajarkan bahasa jepang dan kebudayaan jepang ke pada masyarakat Sumbar,
ungkap Hesty Tarmizi selaku pendamping dan penerjemah mereka selama di Sumbar,
yang kesehariannya berprofesi sebagai Guru Bahasa Jepang di SMA Pembangunan UNP
Padang.
Mereka menyebutkan Gendang Tasa hampir
sama dengan kebudayaan Jepang yaitu Taeko(gendang) yang biasanya digunakan pada
perayaan agama Budha di Kuil. Mereka sangat tertarik untuk hadir mengikuti
acara puncak Tabuik yang akan dilaksanakan tanggal 1 Oktober mendatang, jelas
Hesty.(**)