Ambruk, Jembatan Sikabu Lubuk Alung Menelan Korban
Agustus 14, 2017
0
Kondisi jembatan beberapa menit setelah
ambruk
LUBUK ALUNG, CanangNews – Diduga
akibat sudah berusia tua dan dibebani beban material berat sebagai lantai, Jembatan
Sikabu Lubuk Alung ambruk. Pada saat kejadian, Senin (14/8/2017) sore sekitar
pukul 15.30 WIB, jembatan itu sedang dilewati truk pengangkut bahan galian
golongan C, diiringi satu unit Minibus Rush serta tiga sepeda motor ojek dari
arah berlawanan.
Wartawan
media ini yang tiba di lokasi kejadian beberapa menit kemudian menyaksikan truk
tersebut ikut ambruk bersama jembatan ke dasar sungai sedalam kurang-lebih 20
meter. Begitu juga dengan ketiga sepeda motor berikut pengendara dan penumpangnya.
Beruntung,
Minibus Rush tersangkut dan tak ikut ambruk. Sepertinya sopir segera menyadari jembatan ambruk dan segera mengerem
Sebagai
gambaran, jembatan dengan tiga bentangan atau dua tonggak di tengah Sungai Batang
Anai itu menghubungkan Nagari Sikabu, Salibutan dan sebagian besar wilayah
Nagari Lubuk Alung dengan Jalan Raya Padang – Bukittinggi Km 31. Panjangnya
sekitar 100 meter atau lebih. Sedangkan yang ambruk bentangan tengah sepanjang
kurang lebih 30 meter dengan lebar 4 meter.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh di lokasi kejadian, akibat peristiwa itu lima orang
pengendara dan penumpang sepeda motor menjadi korban. Mereka adalah :
1.
Tiara
Putri Ningsih, 13 tahun, Suku Koto, Pelajar MTsN Sintoga, beralamat di Kampuang
Tangah – Nagari Sikabu, Kecamatan. Lubuk Alung.
2.
Lara
Putri Yulisman, 19 tahun, Jambak, siswi SMA 1 Batang Anai, Sikabu Belanti ,Nagari
Sikabu, Kecamatan Lubuk Alung.
3.
Nita
Sri Wulandari, 19 tahun, Minang, Pelajar SMA 1 Batang Anai, Kampuang Tangah,
Nagari Sikabu, Kecamatan Lubuk Alung (dirujuk ke RSUP M Djamil – Padang).
4.
Winda Suspita, 33 tahun, Jambak, Pegawai
Negeri Sipil pada Bapedda Kabupaten Padang.Pariaman
– Sikabu Bukik, Nagari Sikabu Kec. Lubuk
Alung (dirujuk ke RSUP M. Jamil Padang).
5.
Misrizal,
45 tahun, Sikumbang, Tukang Ojek, Kampuang Paneh, VII Koto Sungai Sarik.
Kondisi jembatan sudah lama tidak layak
Sekitar
dua jam sebelum peristiwa, wartawan media ini sempat melewati jembatan itu usai
menghadiri pelantikan Badan Permusyawaratan (Bamus) Nagari Sikabu, menumpang
mobil Heriza Syafani, kepala Bidang Pembinaan Pemerintahan Desa pada Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Padang Pariaman.
Sewaktu
sudah memasuki jembatan beberapa meter, wartawan media ini secara spontan
mengingatkan Heriza agar menghentikan laju kendaraan karena di depan ada truk
bermuatan pasir / batu / kerikil. “Tahan, Za! Nanti jembatan ambruk jika kita
konvoi.”
Ternyata
benar! Sewaktu menghadiri pelantikan Bamus Nagari Aie Tajun ada warga yang
mengabarkan jika jembatan itu ambruk.
Pemerintah harus bertanggungjawab
Anggota
Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)
Endarmy yang tiba di lokasi kejadian sekitar pukul
16.30 WIB menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang semestinya tidak
terjadi itu.
“Sebelumnya
saya sudah berulangkali mengingatkan, baik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang
Pariaman maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar supaya mengawasi operasi
penambangan bahan galian golongan C di kawasan tersebut, termasuk mengawasi
truk-truk pengangkut bahan dimaksud yang melewati Jembatan Sikabu,” ujar
Legislator Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu.
Menurutnya,
jembatan itu dibangun tahun 1980-an pada masa keepemimpinan Bupati Anas Malik
melalui kegiatan ABRI Masuk Desa. Kerangka jembatan merupakan bekas Jembatan
Pasar Usang pada jalur Jalan Raya Padang – Bukittinggi dan diberi lantai kayu.
Namun,
setelah lantai kayu itu lapuk dimakan usia, oleh masyarakat penggunanya lantai
jembatan itu ditimbuni dengan pasir dan kerikil secara berulang hingga mencapai
ketabalan lebih dari 30 cm. Akibatnya bisa diduga, beban lantai jembatan itu
menjadi berat, terlebih ketika dilewati truk-truk dengan muatan over kapasitas.
Pada
kesempatan itu, Endarmy juga mengingatkan Pemkab Padang Pariaman dan Pemprov
Sumbar mengenai kondisi Jembatan Anduriang – Kayutanam yang juga sudah tua,
miring dan keropos. Jembatan yang juga melintasi Sungai Batang Anai sepanjang
kurang-lebih 100 meter itu pun terancam ambruk. (zast)
Tags