Drg H Arman SH MM: Ada Informasi, Dinas Sosial Langsung ke Lokasi

0
Kepala Dinas Sosial P2PA Drg H Arman SH MM (kiri) 
beserta camat dan muspika cek langsung ke rumah Asnimar 

PADANG PARIAMAN, CanangNews – Bupati Ali Mukhni menegaskan, tidak ada lagi ditemukan masyarakat gizi buruk sejak tahun 2015 di Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini disebabkan suksesnya program Padang Pariaman Sehat yang dirintis sejak dua tahun lalu. 

Menyikapi adanya ditemukan kasus gizi buruk atas nama Keluarga Asnimar di Nagari Balah Aia Timur, KecamatanVII Koto, Bupati Ali Mukhni memastikan suatu hal yang keliru. Karena setelah dilakukan cek dan ricek oleh tim terpadu yang antara lain terdiri dari Dinas Sosial, Camat, Muspika, Walinagari dan tokoh masyarakat, ternyata ada kesalahpahaman. 

"Begitu mendengar adanya pemberitaan mengenai gizi buruk, kapanpun dan di manapun, hitungan detik kami langsung kroscek lapangan. Khusus di Balah Aie Timur, tidak ada lagi gizi buruk, apalagi katanya tidur di tenda. Ini perlu diluruskan," kata Ali Mukhni, Jumat (3/2/2017). 

Ia menghimbau supaya tidak terjadi pembohongan publik agar setiap informasi yang diterima tidak ditelan mentah-mentah, alangkah baiknya dikonfirmasi dulu dengan camat atau walinagari. Hal ini penting karena apabila informasi yang beredar adalah berita bohong atau hoax maka akan menimbulkan keresahan masyarakat. 

"Apalagi kita sedang bersemangat karena program Padang Pariaman Sehat diusulkan dalam penilaian Inovasi Publik tahun 2017 oleh Kementerian PAN dan RB," ujar Alumnus Harvard Keneddy School di Amerika Serikat itu.

Hal senada juga disampaikan Drs Asyari, perangkat Nagari Balah Aie Timur, dalam akun facebooknya, dengan adanya informasi di medsos maka pihak nagari, Babinkamtibmas, ninik mamak, pemuka maayarakat dan walikorong telah menyurvey langsung ke TKP serta mewawancarai secara langsung yang bersangkutan, Asnimar beserta keluarganya.

“Berita yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Seperti dikatakan bahwa Asnimar dan anak-anaknya tinggal di sela pohon kelapa. Pondok reot seukuran satu kali dua meter dijadikan tempat tinggal mereka,” tulis Asyari.

"Keadaan sebenarnya Asnimar dan anak-ananknya tinggal di rumah orang tuanya yang masih layak huni. Bahwa pondok seukuran satu kali dua meter hanya digunakan untuk menyimpan barang bekas yang dikumpulkan untuk dijual" tegas Asyari.

Ia berharap partisipasi seluruh masyarakat untuk tidak menanggapi berita yang beredar di media sosial. 

Sementara Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) Drg H Arman SH MM mengatakan, Asnimar mengalami kesulitan ekonomi karena menghidupi enam orang anak dan tidak punya suami lagi. Oleh karena itu akan diprioritaskan dalam fasilitasi bantuan kesehatan, pendidikan, beras raskin, Baznas dan lainnya. 

Dia menambahkan, pemerintah hadir untuk kesejahteraan masyarakat. Aksi cepat tanggap dari tim terpadu merupakan bukti kepedulian pemerintah dalam program penanggulangan kemiskinan.

"Hari ini bukti negara hadir untuk masyarakat. Ada informasi, Dinas Sosial langsung turun cek ke lokasi," kata mantan Kepala BKKBD yang akrab dengan sapaan Adek itu. (r/ht) 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top