Bukittinggi Adalah Tiga Simbol Sebagai Kota Pendidikan, Perjuangan, dan Pariwisata

Red
0
Taman Panorama Ngarai Sianok Bukittinggi (**)


Bukittinggi, Canangnews– Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, menghadiri pertemuan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) se-Indonesia yang digelar di Taman Panorama, Sabtu (27/09). Momentum tersebut dimanfaatkannya untuk kembali menggaungkan identitas Bukittinggi sebagai kota perjuangan, sekaligus kota pendidikan dan wisata.


Dalam sambutannya, Ibnu Asis menegaskan bahwa sejak era kolonial, Bukittinggi telah menjadi pusat pendidikan modern di Sumatera. Jejak sejarah itu masih terawat hingga kini, dengan hadirnya berbagai sekolah unggulan, madrasah, serta perguruan tinggi yang terus berkembang.



“Bukittinggi bukan hanya kota wisata dengan ikon Jam Gadang dan Ngarai Sianok, tapi juga kota pendidikan dan perjuangan. Sejak dahulu, Bukittinggi dikenal sebagai pusat lahirnya gagasan dan tokoh besar bangsa. Identitas ini terus kami jaga agar menjadi kebanggaan generasi mendatang, ” ungkapnya.




Selain pendidikan, Wawako juga menyoroti potensi perdagangan dan pariwisata yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Menurutnya, destinasi sejarah seperti Lobang Jepang dan Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta, ditambah aktivitas perdagangan di Pasar Atas, Pasar Bawah, dan Pasar Aur Kuning, menjadikan Bukittinggi tetap strategis di Sumatera Barat.



Guru Besar Universitas Andalas, Prof. Rusnam, menyampaikan apresiasi atas penyambutan hangat Pemko Bukittinggi. Ia menyebut, pemilihan Bukittinggi sebagai lokasi pertemuan bukan sekadar seremonial, melainkan karena kota ini memiliki nilai sejarah dan potensi wisata yang istimewa.


“Bukittinggi adalah ikon pariwisata sekaligus ikon perjuangan bangsa. Kehangatan masyarakat dan kekayaan budaya yang dimiliki membuat kami semakin yakin bahwa kota ini tepat menjadi tuan rumah pertemuan akademisi nasional, ” ujarnya.



Sementara itu, Ketua Majelis PTNBH, Prof. Baikani, menekankan pentingnya forum ini sebagai ruang sinergi akademik. Ia menilai Bukittinggi memberikan suasana yang selaras dengan semangat kolaborasi, sekaligus menghadirkan pengalaman mengenal kearifan lokal Minangkabau.



“Pertemuan di Bukittinggi memberi makna tersendiri. Sejalan dengan pepatah Minang alam takambang jadi guru, kita belajar bukan hanya dari diskusi, tapi juga dari lingkungan, budaya, dan nilai-nilai perjuangan yang ada di kota ini, ” katanya.



Pertemuan Guru Besar PTNBH ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik, namun juga mempertegas posisi Bukittinggi sebagai kota yang kaya sejarah, berdaya saing di bidang pendidikan, sekaligus destinasi wisata unggulan Indonesia.


(KH)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top