Festival Budaya Anak Nagari Lubuk Pandan Hidupkan Kembali Warisan Dunia

0
        Pembukaan Festival Budaya

Lubuk Pandan, CanangNews – Sebanyak dua puluh dua nagari dari empat kabupaten di Sumatera Barat, yakni Padang Pariaman, Tanah Datar, Solok dan Kota Sawahlunto, menggelar rangkaian kegiatan budaya bertajuk “alek nagari”, Senin 9 Desember 2024.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka penguatan ekosistem kebudayaan desa atau nagari yang berada di kawasan warisan dunia melalui program yang diprakarsai oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, kini sudah berdiri sendiri sebagai Kementerian Kebudayaan.

Di Kabupaten Padang Pariaman, Festival Budaya Anak Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, menjadi sorotan publik. 

Walinagari Lubuk Pandan Yudhi Ferianto SP dalam kata sambutannya mengungkapkan harapan besar agar kegiatan ini dapat memperkenalkan dan melestarikan tradisi Minangkabau.

"Alhamdulillah..., kegiatan ini berlangsung aman dan lancar. In shaa Allah, nanti kita akan coba menganggarkan dari nagari untuk kegiatan seperti ini, karena banyak keterampilan yang harus dijaga,” ujarnya.

Festival ini menampilkan berbagai lomba, seperti Lomba Mamaga Carano yang menggambarkan tradisi peminangan dalam adat Minangkabau. Lomba Memagar Carano ini melibatkan ibu-ibu PKK dan generasi muda yang diikuti 35 peserta.

Selain itu, pagelaran seni oleh Sanggar ABG Maimbau, Kato Pasambahan Ma-Anta Kampie Siriah oleh Kapalo Mudo Nagari, Pertunjukan Silat Ulu Ambek dan Atraksi Pertunjukan Debus.

Festival budaya ini ditangani oleh panitia yang diketuai Etneni Herlinda dan sekretaris Zulkhi Edri dengan fasilitator Daya Desa Putri Rahmadani SH. 

Semua kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan memperkenalkan tradisi lokal kepada generasi penerus.

Acara pembukaan festival diawali dengan pemukulan gendang tasa oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman Drs H Anwar MSi.

Dalam kata sambutannya, Anwar menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut dan menekankan pentingnya menjaga budaya tradisional di tengah arus kemajuan teknologi.

“Kita ingin budaya daerah tidak hilang ditelan zaman, karena budaya kita banyak manfaatnya, terutama untuk kebersamaan,” ungkapnya.

Mewakili Kepala Balai Pelestarian dan Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat, Efrianto mengemukakan, kegiatan ini terlaksana berkat adanya program aktivasi kawasan warisan dunia.

“Kita harus menjaga dan merawat warisan dunia, seperti rel kereta api yang ada di depan kita ini. Ini setara dengan Borobudur, dan kita harus melestarikannya,” ujarnya.

Mahatma Muhammad, fasilitator kegiatan, menambahkan, kawasan warisan dunia memiliki potensi besar untuk pembangunan berkelanjutan.

“Nagari-nagari di Kawasan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) dapat menciptakan model pembangunan berbasis komunitas yang menginspirasi dunia,” tuturnya.

Mahatma juga menekankan pentingnya menjaga hubungan manusia dengan alam dan sejarah untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ikatan sosial dan budaya di Nagari Lubuk Pandan serta menjadi ajang untuk melestarikan kebudayaan lokal yang kaya akan nilai tradisional,” katanya lagi. (*/ZT)

Berita sebelumnya

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top