Padang Pariaman, CanangNews – Dari suatu rumah sederhana di Korong Padang Laring, Kenagarian III Aur Malintang Utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, muncul seorang anak muda yang kini mengharumkan nama Sumatera Barat di panggung internasional.
Dia adalah Muhammad Aufaa Rezqi, siswa SMA Negeri 4 Sumbar, berhasil meraih medali perunggu dalam ajang International 16th SEA Youth Athletics Championships 2024 yang digelar di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, 28-30 November 2024, pada cabang tolak peluru.
Di balik keberhasilan ini tersimpan cerita tentang mimpi besar, kerja keras dan ketekunan seorang anak desa yang percaya bahwa ia bisa melampaui batasan yang ada di sekitarnya. Aufaa tumbuh dengan keyakinan bahwa asal-usul bukanlah penghalang untuk menggapai cita-cita.
Aufaa tidak lahir dari lingkungan yang bergelimang fasilitas. Ia besar di Padang Lariang, suatu kampung yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Namun, keinginannya untuk menjadi atlit hebat sudah terlihat sejak kecil. Dengan alat seadanya, ia mulai berlatih di lapangan tanah yang sering kali berlumpur setelah hujan.
Perjalanan Aufaa hingga ke Malaysia tidaklah mudah. Sebelum menjadi atlet kebanggaan Sumatera Barat, ia lebih dulu menorehkan prestasi di tingkat nasional. Pada Jatim Open 2024 yang digelar di Jawa Timur, Aufaa sukses meraih medali emas di cabang tolak peluru. Prestasi ini membuka matanya bahwa mimpinya untuk bersaing di tingkat internasional bukan lagi angan-angan.
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sebagai induk olahraga atletik Indonesia, melihat potensi besar pada diri Aufaa. Ia dipanggil untuk bergabung dengan tim nasional yang akan berlaga di SEA Youth Athletics Championships.
Dari Padang Laring, ia melangkah ke Malaysia dengan membawa harapan besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Sumatera Barat dan Indonesia.
Di Kota Kinabalu, Aufaa menghadapi lawan-lawan tangguh dari seluruh Asia Tenggara. Medan yang berat dan tekanan kompetisi tidak membuatnya goyah. Dengan tekad baja dan doa yang tak putus dari keluarga serta masyarakat kampung halamannya, ia berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Medali perunggu yang diraihnya adalah simbol dari kerja keras dan dedikasi seorang anak desa yang tak pernah menyerah. Ia berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih di panggung internasional tersebut.
“Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini. Medali ini tidak hanya untuk saya, tetapi juga untuk keluarga, pelatih dan semua orang yang mendukung saya. Ini adalah langkah awal saya untuk memberikan lebih banyak lagi bagi Indonesia,” ujar Aufaa dengan mata yang berbinar penuh harapan kepada wartawan fajarsumbar.com, Sabtu (30/11/2024) di Malaysia.
Prestasi Aufaa tidak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga dan warga Padang Laring, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. Kepala SMA Negeri 4 Sumbar Erizal, tempat Aufaa menimba ilmu, menyebutnya sebagai contoh nyata bahwa mimpi besar bisa diraih dengan usaha dan doa.
Dukungan juga mengalir dari pemerintah daerah. Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan bahwa Aufaa adalah bukti bahwa talenta luar biasa bisa lahir dari mana saja, termasuk dari desa kecil di pelosok Sumatera Barat.
Aufaa kini menjadi simbol harapan dan semangat. Ceritanya mengajarkan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti bermimpi. Ia menunjukkan bahwa dengan ketekunan, kerja keras dan dukungan dari orang-orang terkasih tidak ada yang mustahil.
Dari sebuah kampung kecil di Padang Pariaman, Aufaa kini berdiri di atas panggung dunia. Ia adalah bukti bahwa dengan usaha, doa, dan keberanian, mimpi yang terlihat jauh bisa digenggam dengan erat. Semoga Aufaa terus melangkah lebih jauh, menginspirasi lebih banyak orang, dan membawa lebih banyak kebanggaan untuk Indonesia. (Ab/FS/ZT)