Sijunjung, Canangnews.com-Perjalanan kali ini merupakan silaturrahmi kami yang sudah kesekian kalinya, karena Transmigrasi Padang Tarok ini adalah wilayah objek binaan khusus KUA Kamang Baru.
Setiap tiga bulan sekali kami datang ke sini untuk bersilaturrahmi dan saling berbagi pengalaman. Kisah perjalanan menuju padang tarok ini sayang untuk dilewatkan, karena banyak cerita dan kisah dalam rihlahnya.
Saat itu sebelum puasa 2020 kemaren saya dan rombongan menelusuri perkampungan ini dengan kendaraan roda empat karena jalan saat itu tidak memungkinkan untuk kami tempuh dengan sepeda motor.
Sebelum berangkat ke lokasi cuaca cerah namun dalam perjalanan ternyata kami diguyur hujan lebat kedua nikmat itu "panas dan hujan" kami nikmati saja dengan canda tawa untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan. Alhamdulillah menjelang ashar kami sampai di lokasi.
Terdengar suara azan mendayu-dayu yang dikumandang oleh bilal (muazin) melalui corong masjid memanggil kami untuk mengunjungi masjid ini (Masjid Al-Muhajirin) masjidnya orang-orang yang hijrah dari kampung halaman mereka menuju kampung baru.
Dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera, begitulah kira-kira. Kami beserta rombongan bergegas bersih-bersih untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah sholat kami pun duduk bersama sanak saudara kami di gedung pertemuan yang dulunya biasa kami pergunakan untuk istirahat.
Sebelum masjid ini berdiri gedung itu pun dulu juga kami gunakan untuk tempat sholat dan istirahat. Alhamdulillah saat ini masjid sudah berdiri sehingga gedung itu khusus dipergunakan untuk acara-acara pertemuan saja dan sebagai tempat istirahat bagi tamu yang datang.
Rangkaian kegiatan acara saat silaturrahmi itupun dimulai, sambutan demi sambutan telah disampaikan oleh para tokoh, diskusi dan tanya jawab terakhir penyerahan bantuan dari para dermawan secukupnya pun diberikan sebagai buah tangan.
Terimakasih kepada para dermawan yang telah memberikan bantuannya semoga bermanfaat dan bisa dipergunakan. Sebenarnya saat itu kami bersama rombongan ingin bermalam di sini namun karena suatu hal kondisi yang tidak memungkinkan "wabah covid19" akhirnya kami putuskan untuk kembali kepangkuan ibu anak-anak saja.
Kondisi pulang pun tidak jauh berbeda dengan kondisi saat kami berangkat galok-galok tangguang, akhirnya apa yang kami khawatirkan itu pun terbukti belum jauh lagi kami meninggalkan lokasi hujan pun menguyur kami.
Ya kami nikmati lagi untuk yang kedua kalinya, yang di depan bersama sopir iya enak ada pelindung tak kena hujan, yang bagian belakang bialah rabab sajo nan kamanyampaiannyo.
Alhamdulillah Maghrib kami sampai di rumah masing-masing. Itulah sedikit kisah perjalanan menuju kampung Transmigrasi padang tarok.
Indahnya Kampung Ini..
(PardiS_Anak Amak)