Muhammad
Ridwan (tengah) dipandu H Refrizal (kiri)
Pariaman, CanangNews – Hiruk-pikuk pencalonan Walikota dan Wakil
Walikota Pariaman baru sebatas pembicaraan lepas. Belum ada bakal calon yang
menunjukkan keseriusan, kecuali Muhammad Ridwan – kader Partai Keadilan
Sejahtera (PKS). Ia mulai menggalang dukungan secara terang-terangan.
Buktinya,
Ridwan menyambangi tempat puluhan wartawan berkantor, Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pariaman, Selasa (8/8/2017) siang. Kedatangannya
dipandu H Refrizal, anggota DPR RI dari
PKS dan disambut sekitar 25 wartawan media cetak, elektronik dan online.
Kepada
para wartawan, Mantan Ketua DPD PKS Kota Pariaman 2006 – 2010 ini menyatakan
kesungguhannya untuk mencalonkan diri sebagai walikota periode 2018 – 2023.
Hal-hal mengenai dengan partai politik apa PKS akan berkoalisi dan siapa calon
wakil walikota yang akan mendampingi, Ridwan menyatakan, sedang dalam
penjajagan intensif.
Pria
berusia 40 tahun yang kini dipercaya sebagai Bendahara DPD PKS Jakarta Pusat
ini pun memaparkan visi dan misinya memimpin Kota Pariaman dengan konsep lebih
merakyat.
Sehari
sebelumnya, Senin 7 Agustus 2017, Ridawan mendampingi H Refrizal mengadakan kegiatan halal
bihalal dengan Kepala Desa, Lurah, LPM (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat) dan BPD (Badan Perwakilan Desa) se-Kota Pariaman.
Muhammad
Ridwan menyampaikan tausiyah di depan para lurah, kepala, LPM dan BPD
Pertemuan
dilaksanakan di Rumah Aspirasi H Refrizal yang berlokasi di Kelurahan Jawi-Jawi
Duo, Pariaman Tengah. Kapasitas aula untuk 100 orang pun penuh-sesak. Ini
menunjukkan antusias kehadiran undangan cukup tinggi.
Kegiatan
diawali dengan makan bersama,kemudian dilanjutkan dengan tausiyah oleh Muhammad
Ridwan,yang digadang-gadang bakal di usung oleh PKS Kota Pariaman.
Dalam
tausiyahnya, Ridwan menjelaskan keutamaan zikir pagi dan petang hari (zikir dan
doa alma'tsurat) sebagai perisai diri dari ganguan syaitan, baik syaitan dari
golongan jin maupun dari golongan manusia.
Keutamaan
zikir yang kedua, urai Ridwan, menjadikan manusia terhindar dari koptasi dan
kungkungan manusia lain. Sebab, sejatinya, manusia hanya bergantung pada Allah
Yang Mahakuasan lagi Mahakaya. (zast)