Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis Dicanangkan 3 Oktober 2017 Nanti

0
Sekdakab Jonpriadi (tengah) didampingi Kepala Dinas Kesehatan dr H Aspinuddin (kiri)

Paritmalintang, CanangNewsDinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman menyelenggarakan Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis dalam Upaya Peningkatan Cakupan Minum Obat Filariasis di daerah tersebut. Kegiatan bertempat di Aula Kantor Bupati - Paritmalintang, Rabu (9/8/2017), dibuka oleh Sekdakab Jonpriadi.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr H Aspinuddin, tahun 2017 ini merupakan tahun ke-5 atau tahun terakhir pemberian obat pencegahan massal filariasis di Kabupaten Padang Pariaman.  Pencanangan dijadwalkan pada tanggal 3 Oktober nanti. “Mudah mudahan kita berhasil mengeliminasi penyakit kaki gajah ini,” ujarnya.  

Selain Dokter Aspinuddin, narasumber dalam sosialisasi itu adalah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dr Nany SR Mkes dan Kabid P2P Dinas Kesehatan Padang Pariaman dr Jasneli MARS.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Padang Pariaman dr Jasneli MARS

Di hadapan sekitar 50 peserta yang terdiri dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Kantor Kementerian Agama, para camat serta pimpinan puskesmas, narasumber mengungkapkan, filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh 3 jenis cacing filaria: W bancrofti, B malayi dan B timori. Cacing jenis ini disebarkan oleh nyamuk (mosquito borne disease) yang dapat mengakibatkan kecacatan yang menetap: lymphadema di berbagai anggota tubuh dan hidrokel.

Program eliminasi filariasis dunia ditargetkan selesai (goal programe eliminasi filariasis global) adalah  tahun 2020. Pencanangan di Indonesia dilakukan sejak tahun 2002.  

Tabel 1

Tujuan program eliminasi global 2020 antara lain menghentikan penularan penyakit, menurunkan prevalensi infeksi ke level rendah di mana penularan dianggap tidak lagi berlangsung serta mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup.

Sedangkan akses terhadap paket perawatan dasar untuk pengelolaan morbiditas pencegahan kecacatan  (perawatan diri) dimaksudkan untuk menghentikan penularan dengan strategi Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) Filariasis.

Tabel 2

Untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Bebas Kaki Gajah akan diadakan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) setiap bulan Oktober selama 5 tahun (2015-2020).

Keberhasilan terwujudnya Indonesia Bebas Kaki Gajah ditentukan oleh dukungan semua pihak baik di jajaran pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat, termasuk  kalangan swasta dan dunia usaha.  

Tabel 3

Suatu survei mengungkapkan, lebih dari 1.5 milyar orang atau 24% penduduk dunia, terinfeksi cacingan. Di antara mereka terdapat lebih dari 270 juta anak pra sekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal di area yang mudah tertular cacingan dan membutuhkan pengobatan dan pencegahan cacingan.

Khusus di Indonesia, lebih dari 58 juta anak menjadi sasaran minum obat cacing. Umumnya infeksi cacingan disebabkan oleh cacing tanah (STH) : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Ancylostoma duodenale.

Sampai tahun 2013, survei pada anak Sekolah Dasar menunjukkan prevalensi cacingan antara 0 – 85,9% (survei di 175 kabupaten / kota). Rata-rata prevalensi 28,12%, cakupan pengobatan rendah serta -engetahuan masyarakat tentang cacingan  masih rendah.

Tabel 4

Faktor yang mempengaruhi antara lain keadaan tanah dan iklim tropis, personal hygiene (lingkungan), sosial ekonomi dan kepadatan penduduk.


Penyakit akibat cacing ini dapat menghinggapi semua umur tetapi paling banyak pada anak balita. Sebab, cacing hidup di rongga usus halus.  (zast

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(50)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top