Payakumbuh, CanangNews
–Di tengah kemajuan teknologi disertai pergerakan publik dalam era kemajuan,
pastilah ada dampak sosial yang tersembunyi di belakangnya yang tidak bisa kita
pandang sebelah mata, salah satunya keberadaan anak punk.
Sebagaimana
diberitakan sebuah surat kabar terbitan Sumbar terkait penangkapan anak punk yang bikin resah di Kota
Payakumbuh sebanyak 13 orang, Senin (10/7/2017) dan kemudian dilanjutkan dengan
penangkapan sepasang lagi yang melakukan perbuatan amoral, satu malam
setelahnya. Saat ini, anak punk tersebut dibina oleh Dinas Sosial Kota
Payakumbuh di Markas Yonif Braja Sakti 131 selama 4 hari terjadwal. Pembinaan
dilaksanakan mulai Shubuh hingga pukul 23.00 dengan pembinaan yang bervariatif.
Saat dijumpai
di Markas Yonif Braja Sakti 131 (13/07), adalah Lettu Inf. PA. Sigiro yang
dibantu Serda DL. Purek, Pratu Hafid dan Prada Geri, anggota TNI ini sedang
giat melakukan pembinaan mental dan disiplin. Tampak anak punk sedang dilatih
PBB, pengucapan Pancasila dan nyanyi Indonesia Raya.
"Mereka
kita terjaring saat kita razia di Pusat Kota Payakumbuh. Inilah mereka yang
jauh dari kasih sayang, hidup di tengah kebrokenan, dan kita tidak boleh
memusuhi. Kita saja membina dengan kemanusiaan, kita mesti merangkulnya dengan
berbagai pendekatan. Mereka sempurna, mereka bekerja sebagai tukang parkir dan
buruh pasar, tapi salahnya mereka tidur kebo di fasilitas umum.
Kita
tidak boleh meremehkan mereka. Pasti ada sebabnya, dan penyebab itu harus kita
minimalisir dengan pendekatan sosial. Semua berawal dari rumah tangga. Orangtua
adalah pemberi contoh dan pendidikan kepada anaknya sebagai amanah dari Allah,
kita harus yakin kita bisa merangkul mereka. Kuncinya Nawaitu, " ucap
Sigiro.
Kepala
Kantor Kemrenterian Agama (Kakan Kemenag) Kota Payakumbuh diwakili Kasi Bimas
Islam Endra Rinaldi dalam pembinaan keagamaan dengan menitik beratkan pada
shalat. Endra juga memaparkan materi terkait 5 kewajiban yang harus dijaga oleh
seorang muslim, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga
keturunan dan menjaga harta.
"Itulah
5 kewajiban kita sebagai manusia, bagaimana kita akan bisa menjaga agama disaat
kitatelah mengahabiskan harta kita dalam perbuatan maksiat, untuk membeli
miras, berjudi yang mengakibatkan kita hilang kendali berpikir, hilang akal.
Karena hilangnya akal kita akan mengahalalkan segala cara demi kesenangan
pribadi, melakukan prostitusi yang berujung aborsi. kalau kita sudah hilang
akal, berarti kita sudah dikendalikan syetan, itu hukumnya haram," papar
Endra.
Bagaimana
kalau kita berhubungan satu malam dengan 5 laki, Pak ?, tanya SZ (19). Itu
adalah haram, menurut ananda siapa yang akan jadi bapak dari anak yang ananda
kandung. Agama membolehkan laki-laki
berpoligami atas dasar agama, kalau sekarang poligami harus ada izin dari
pengadilan dan tidak bisa seenak hati kita. Endra Rinaldi juga menerangkan
hukum bahaya hubungan seks dengan bukan muhrim, termasuk status anak.
Saat diwawancarai,
NSS (25) dari Dharmasraya menyatakan, mereka dulu nikah bawah tangan dengan
seorang pria di Pangkalan Kerinci dan melahirkan seorang anak.
“Suami
saya sering main tangan (KDRT) sehingganya saya lari dari rumah dan bergabung
dengan anak punk sekitar 7 bulan, sekarang saya tinggal di rumah saudara angkat
saya di Harau. Sudah 3 hari saya dibina disini, saya mau kembali Pak, ingin
jadi orang baik, walaupun saya nantinya bekerja sebagai babu (pembantu),"
ucap NSS.
Sedangkan
IWS (18) mengaku dulu belajar pada sebuah SMK di Payakumbuh. “Keluarga saya
broken, saya tidak tahan. Kemudian saya pergi menemani teman untuk hajatan,
karena kemalaman kami tidur di pasar dan terjaring razia," dalih IWS.
Payakumbuh, CanangNews
–Di tengah kemajuan teknologi disertai pergerakan publik dalam era kemajuan,
pastilah ada dampak sosial yang tersembunyi di belakangnya yang tidak bisa kita
pandang sebelah mata, salah satunya keberadaan anak punk.
Sebagaimana
diberitakan sebuah surat kabar terbitan Sumbar terkait penangkapan anak punk yang bikin resah di Kota
Payakumbuh sebanyak 13 orang, Senin (10/7/2017) dan kemudian dilanjutkan dengan
penangkapan sepasang lagi yang melakukan perbuatan amoral, satu malam
setelahnya. Saat ini, anak punk tersebut dibina oleh Dinas Sosial Kota
Payakumbuh di Markas Yonif Braja Sakti 131 selama 4 hari terjadwal. Pembinaan
dilaksanakan mulai Shubuh hingga pukul 23.00 dengan pembinaan yang bervariatif.
Saat dijumpai
di Markas Yonif Braja Sakti 131 (13/07), adalah Lettu Inf. PA. Sigiro yang
dibantu Serda DL. Purek, Pratu Hafid dan Prada Geri, anggota TNI ini sedang
giat melakukan pembinaan mental dan disiplin. Tampak anak punk sedang dilatih
PBB, pengucapan Pancasila dan nyanyi Indonesia Raya.
"Mereka
kita terjaring saat kita razia di Pusat Kota Payakumbuh. Inilah mereka yang
jauh dari kasih sayang, hidup di tengah kebrokenan, dan kita tidak boleh
memusuhi. Kita saja membina dengan kemanusiaan, kita mesti merangkulnya dengan
berbagai pendekatan. Mereka sempurna, mereka bekerja sebagai tukang parkir dan
buruh pasar, tapi salahnya mereka tidur kebo di fasilitas umum.
Kita
tidak boleh meremehkan mereka. Pasti ada sebabnya, dan penyebab itu harus kita
minimalisir dengan pendekatan sosial. Semua berawal dari rumah tangga. Orangtua
adalah pemberi contoh dan pendidikan kepada anaknya sebagai amanah dari Allah,
kita harus yakin kita bisa merangkul mereka. Kuncinya Nawaitu, " ucap
Sigiro.
Kepala
Kantor Kemrenterian Agama (Kakan Kemenag) Kota Payakumbuh diwakili Kasi Bimas
Islam Endra Rinaldi dalam pembinaan keagamaan dengan menitik beratkan pada
shalat. Endra juga memaparkan materi terkait 5 kewajiban yang harus dijaga oleh
seorang muslim, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga
keturunan dan menjaga harta.
"Itulah
5 kewajiban kita sebagai manusia, bagaimana kita akan bisa menjaga agama disaat
kitatelah mengahabiskan harta kita dalam perbuatan maksiat, untuk mmembeli
miras, berjudi yang mengakibatkan kita hilang kendali berpikir, hilang akal.
Karena hilangnya akal kita akan mengahalalkan segala cara demi kesenangan
pribadi, melakukan prostitusi yang berujung aborsi. kalau kita sudah hilang
akal, berarti kita sudah dikendalikan syetan, itu hukumnya haram," papar
Endra.
Bagaimana
kalau kita berhubungan satu malam dengan 5 laki, Pak ?, tanya SZ (19). Itu
adalah haram, menurut ananda siapa yang akan jadi bapak dari anak yang ananda
kandung. Agama membolehkan laki-laki
berpoligami atas dasar agama, kalau sekarang poligami harus ada izin dari
pengadilan dan tidak bisa seenak hati kita. Endra Rinaldi juga menerangkan
hukum bahaya hubungan seks dengan bukan muhrim, termasuk status anak.
Saat diwawancarai,
NSS (25) dari Dharmasraya menyatakan, mereka dulu nikah bawah tangan dengan
seorang pria di Pangkalan Kerinci dan melahirkan seorang anak.
“Suami
saya sering main tangan (KDRT) sehingganya saya lari dari rumah dan bergabung
dengan anak punk sekitar 7 bulan, sekarang saya tinggal di rumah saudara angkat
saya di Harau. Sudah 3 hari saya dibina disini, saya mau kembali Pak, ingin
jadi orang baik, walaupun saya nantinya bekerja sebagai babu (pembantu),"
ucap NSS.
Sedangkan
IWS (18) mengaku dulu belajar pada sebuah SMK di Payakumbuh. “Keluarga saya
broken, saya tidak tahan. Kemudian saya pergi menemani teman untuk hajatan,
karena kemalaman kami tidur di pasar dan terjaring razia," dalih IWS.
Kepala
Dinas Sosial Idris didampingi Kabid PSJS Aswat membenarkan bahwa telah
terjaring sekitar 15 anak punk yang keluyuran di pasar bertingkat Payakumbuh.
Melalui Dinas Sosial yang bekerjasama dengan TNI dan instansi terkait lainnya,
untuk melalukan pembinaan mental dan spritual sesuai jadwal.
"Ini
adalah tugas kita semua, dan tidak hanya menyalahkan pemerintah, saling
introspeksi diri dan keluarga. Kami hanya melakukan preventif, memberikan
pembinaan mental, kesehatan, kedisiplinan dan agama. Dinsos juga memberikan
pelatihan melalui Tri Murni untuk perempuan dan pelatihan teknik untuk
laki-laki di Lubuk Alung. Diharapkannantinya mereka kembali diterima secara
positif di masyarakat, dan mereka dapat hidup mendiri. Belum lama ini, kita
juga sudah kembalikan Suku Anak Dalam (SDA) ke lingkungan mereka di Jambi.
Terima kasih kepada semua unsur yang mendukung terlaksananya pembinaan terhadap
anak punk ini," ucap Idris.
Sebelumnya
juga telah dilakukan pembinaan oleh Kasat Pol PP, Devitra. Devitra melalui
pembinaannya juga melakukan pendampingan agama. Devitra menerangkan bahwa
manusia harus berubah, kami hanya melakukan penegakan perda, bagaimana Kota
Payakumbuh bebas dari anak jalanan dan anak punk yang menimbulkan keresahan. (ul)
Kepala
Dinas Sosial Idris didampingi Kabid PSJS Aswat membenarkan bahwa telah
terjaring sekitar 15 anak punk yang keluyuran di pasar bertingkat Payakumbuh.
Melalui Dinas Sosial yang bekerjasama dengan TNI dan instansi terkait lainnya,
untuk melalukan pembinaan mental dan spritual sesuai jadwal.
"Ini
adalah tugas kita semua, dan tidak hanya menyalahkan pemerintah, saling
introspeksi diri dan keluarga. Kami hanya melakukan preventif, memberikan
pembinaan mental, kesehatan, kedisiplinan dan agama. Dinsos juga memberikan
pelatihan melalui Tri Murni untuk perempuan dan pelatihan teknik untuk
laki-laki di Lubuk Alung. Diharapkannantinya mereka kembali diterima secara
positif di masyarakat, dan mereka dapat hidup mendiri. Belum lama ini, kita
juga sudah kembalikan Suku Anak Dalam (SDA) ke lingkungan mereka di Jambi.
Terima kasih kepada semua unsur yang mendukung terlaksananya pembinaan terhadap
anak punk ini," ucap Idris.
Sebelumnya
juga telah dilakukan pembinaan oleh Kasat Pol PP, Devitra. Devitra melalui
pembinaannya juga melakukan pendampingan agama. Devitra menerangkan bahwa
manusia harus berubah, kami hanya melakukan penegakan perda, bagaimana Kota
Payakumbuh bebas dari anak jalanan dan anak punk yang menimbulkan keresahan. (ul)