Catatanringan Ruslan Abdul Gani Tentang Yohanes Wempi

0





 “Menggabungkan modal kecerdasan, kesederhanaan dan kesalehan, anak muda ini terjun ke kancah politik. Niatnya cuma satu: Membangun Nagari dan kampung Piaman.

Ia adalah Bagindo Yohanes Wempi lahir di Pakandangan,( Pariaman), 21 Juli 1979. Ia anak bungsu dari dua bersaudara. Pendidikan dasar ia tempuh di SD Negeri 41 Balah Air, SMP Negeri 1 Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, dan SMK Negeri 2 Kabupaten Padang Pariaman. Pendidikan tinggi kemudian ia kenyam di fakultas Peternakan S1 dan S2 Universitas Andalas.

Keterlibatannya dalam dunia organisasi dan dakwah dimulai sejak ia menjadi mahasiswa. Di level fakultas, ia pernah menjabat Sekretaris Umum FSI Fakultas Peternakan Universitas Andalas dan Gubernur BEM Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Karir organisasinya naik ke level universitas sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM KM) Universitas Andalas. Di luar itu ia aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Kader KNPI Propinsi Sumatra Barat..

Yohanes wempi sebagian besar mengisi kesehariannya dengan kegiatan dakwah dan pemberdayaan umat lewat organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat, seperti HIPMI, KNPI, Karang Tarunan, LKAAM, PKDP, dll. Tak lupa ia juga seorang peternak, memiliki ternak didaerah kelahirannya karena memang disitulah keahliannya. Ia kerap memberikan pengarahan formal dan informal mengenai cara beternak atau konsep pertanian dan peternakan yang baik kepada masyarakat yang ditemuinya. Kegiatan-kegiatan ini membuatnya dekat dengan masyarakat hingga puncaknya ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman periode 2009-2014.

Semua yang dilakukan oleh putra bersuku koto ini sejatinya bermuara pada kecintaan. Ya, kecintaan terhadap kampuang atau nagari. Tak banyak anak muda kampungnya yang bisa mengenyam pendidikan tinggi seperti dirinya. Karenanya saat kesempatan itu datang, ia gunakan sebaik mungkin. Ia total, tak hanya mengeksplorasi potensinya di bangku kuliah tapi juga lewat berbagai organisasi kampus dan organisasi lainya.
“Itu semua saya lakukan dengan niat meningkatkan kemampuan personal sebagai bekal kelak kembali ke nagari. Daerah saya belum banyak yang mengenyam pendidikan tinggi, bahkan saat saya kuliah bisa dikatakan saya satu-satunya yang melanjutkan pendidikan sekolah ke perguruan tinggi negeri terkemuka ,” ujar Bagindo Yohanes wempi.

Politik kemudian menjadi sarana utama mewujudkan niatnya membangun nagari ini, setelah ia aktif di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini ia pilih karena PKS tak sekedar partai menjalankan amanah dipemerintahaan tapi juga sebagai partai dakwah. Ini, menurutnya sangat cocok untuk kampungnya yang memegang teguh tradisi Islam dalam denyut nadi kehidupannya.

“Saya katanya  merasa terpanggil masuk PKS. Sebagai aktifis kampus saya menilai PKS sangat bisa menyalurkan keiinginan masyarakat, terutama dalam konteks pembinaan, pengkaderan , pelayanan dan pemberdayaan. Awalnya saya aktif di PKS tingkat wilayah atau tingkat provinsi, kemudian diminta ke Padang Pariaman menjadi Ketua DPD PKS Padang pariaman, agar bisa lebih fokus membangun nagari,” ujar Yohanes.

Di kampung ia memfokuskan kegiatannya pada tiga hal pokok: dakwah, Sosial Buudaya dan pendidikan. Ia aktif di mesjid dan surau. Baginya dakwah itu penting karena mengajarkan hal-hal yang baik. Kapasitasnya sebagai politisi bukan hal yang harus dipertentangkan dengan dakwah sebab dakwah dan politik bisa membaur menjadi satu hal yang memiliki dimensi positif tersendiri.

Posisinya di PKS didukung penuh ninik mamak, alim ulama , anak muda dan elemen masyarakat lain yang juga turut memberinya saran dan nasihat membangun. Di PKS sangat cocok untuk mewujudkan niatnya memajukan nagarinya dan Padang pariaman secara umum. Sinergi antara dirinya dan masyarakat terjalin erat hingga di PEMILU 2009 ia akhirnya menduduki kursi DPRD Kabupaten Padang Pariaman dengan perolehan suara sangat signifikan.

Potensi Besar
Sejak sepuluh tahun lalu Padang Pariaman mekar menjadi 3 kabupaten yaitu Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan 7 tingkat religiusitas peserta didik. Caranya, dengan mengadakan pesantren Ramadhan dan Pembinaan agama rutin tiap minggu bagi si anak dengan melibatkan masyarakat.

Padang Pariaman adalah daerah “luak rantau” atau daerah pesisir dengan kebudayaan pesisirnya yang terbuka dan adaptif terhadap hal-hal baru. Pesisir dan orang pesisir dalam sejarah selalu wilayah dan individu yang memiliki potensi besar untuk maju.

“Masyarakat Padang Pariaman adalah masyarakat pedagang, spirit berdagang adalah spirit untuk menjadi sejahtera. Itulah harapan saya bagi Padang Pariaman, menjadi lebih maju dan sejahtera dengan tak lupa menempatkan pula aspek religiusitas lewat adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Inilah masyarakat Padang Pariaman yang saya impikan, masyarakat madani yang sehat secara lahiriah dan batiniah sekaligus.

Tulisan diatas merupakan catatan ringan saya  seorang kakak bernama Ruslan Adul  Gani (RAG) mudah mudahan ada manfaatnya  terhadap sosok dari Bgd Yohanes Wempi  dan karya yang Ia lahirkan dalam bentuk tulisan sudah banyak ditulisnya baik di media cetak maupun Online (**)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top