Jonpriadi – sekdakab Padang Pariaman (kedua dari kiri) terlihat
menikmati pancaran matahari pagi
Arab Saudi, CanangNews – Kemarin, Rabu, 8
Zulhijjah 1438 H, jamaah calon haji asal Kabupaten Padang Pariaman berangkat
dari hotel pukul 13.08 WAS (Waktu Arab Saudi – red) dan tiba di Arafah pada
pukul 14.47 WAS. Hal ini dilaksanakan sesuai keputusan Amirul Hajj Indonesia
bahwa jamaah asal Indoneaia tidak melaksanakan tarwiyah yaitu sunnah haji untuk
mabit di Mina sebelum berangkat ke Arafah dengan berbagai pertimbangan.
Setiba
di Arafah, jamaah 'disambut' oleh terik matahari dengan suhu berkisar di 40-43
°C ditambah dengan badai pasir. Lelah dalam kendaraan dan hawa yang panas
menguji ketahanan tubuh dan daya adaptasi jamaah. Tidak sedikit jamaah yang
mengalami dehidrasi ringan. Bahkan ada jamaah yang memiliki riwayat sakit
pernafasan sempat dilarikan ke klinik Kantor Kesehatan Haji Indonesia di
Arafah.
Energi
yang terkuras dan beban fisik yang berat membuat jamaah kelelahan. Terbukti,
selesai shalat Magrib dan Isya yang dijama' qashar, tiada aktifitas yang
dilaksanakan oleh jamaah melainkan istirahat, agar esok hari kondisi kembali
fit seperti sedia kala.
Para jamaah calon haji sedang khusuk ber-talbiyah
Pagi
ini, usai shalat subuh, tenda jamaah bergemuruh oleh bacaan talbiyah (labbaik
Allahumma labbaik) dengan sarat makna: Ya Allah, aku (datang) memenuhi
panggilanMu. Meski dari negeri yang jauh, menghabiskan biaya dan waktu, tapi
kami mendatangiMu, hanya untukMu dan karenaMu semata.
Suasana
yang haru nan syahdu ini beriringan dengan terbitnya matahari dari Bukit Arafah.
Suasana yang mungkin diperoleh jamaah hanya sekali seumur hidup. Dan berakhir
saat petugas konsumsi berdatangan. Saatnya mengisi kebutuhan ragawi, setelah ruhani
berisi penuh dengan kalimahNya.
Sembari
menikmati sarapan pagi dan pancaran sinar mentari di Arafah, beberapa jamaah
pergi berjalan ke luar tenda sambil melemaskan otot yang kaku. Di antara jamaah
tersebut juga terdapat Jonpriadi, Sekdakab Padang Pariaman. Saat didatangi TPHD
(Tim Pendamping Haji Daerah – red) Padang Pariaman, beliau berpesan untuk tetap
mengingatkan jamaah agar banyak meminum air putih.
Pemandangan saat terbit matahari dengan latar Bukit
Arafah
Insya
Allah, pada saat tergelincir matahari, imam akan berkhutbah, kemudian
dilanjutkan dengan shalat Zuhur dan Ashar yang dijama qashar. inilah saat yang
ditunggu hampir 2 juta manusia di Arafah. Berzikir, bertahlil, bershalawat,
istighfar dan ibadah lainnya. Inilah saatnya di mana doa dikabulkan dan dosa
diampuni.
Saat
itu juga Allah membanggakan orang yang wukuf kepada malaikat yang ada di
langit, seraya berfirman: “Lihatlah keadaan hambaKu, mereka mendatangiKu
dalam keadaan kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224)
Alhamdulillah, sampai berita ini
dirilis, jamaah asal Kabupaten Padang
Pariaman masih diperkenankan oleh Allah untuk mengikuti seluruh rangkaian
ibadah haji di Tanah Suci. (Laporan Afrinaldi
Yunas, TPHD Padang Pariaman)